Monday, August 18, 2014

Pahala cinta pada Allah dan rasulNya


Pelajaran ke-14

a) Diriwayatkan oleh Siti A’isyah ra bahwa rasulullah saw bersabda: Jika orang-orang mu’min akan dimasukkan syurga, datanglah pada mereka malaikat yang diutus oleh 
Tuhan dengan membawa hadiah-hadiah dan pakaian dari syurga. Hadiah-hadiah mana berupa sepuluh cincin yang terukir dengan tulisan-tulisan yang berbunyi berbeda-beda: Pada cincin pertama tertulis: Salam bagimu masuklah dan kekal di dalamnya, cincin kedua:  Masuklah dengan selamat dan aman, cincin ketiga: Tersingkirlah dari padamu segala susah dan duka, cicin keempat: Kami memberi kamu pakaian-pakaian, cincin kelima: Kami kawinkan kamu dengan bidadari-bidadari, cincin keenam: Kami telah mengganjar mereka karena kesabarannya, merekalah yang beruntung, cincin ketujuh: Kembali kamu menjadi muda dan tidak akan menjadi tua selama-lamanya, cincin kedelapan: Kamu dalam keadaan aman dan tidak akan mengalami ketakutan untuk selama-lamanya, cincin kesembilan: Kamu berteman dengan para nabi-nabi, para siddjiqin, para syuhada dan para orang saleh dan cincin kesepuluh: Kamu berada di sisi Tuhan Maha Pengasih lagi pemilik Aresy Maha mulia dan agung. Demikianlah sesudah diperlihatkannya hadiah-hadiah itu oleh si malaikat, masuklah para mu’minin ke pintu syurga sambil berkata: Segala puji bagi Tuhan yang telah menghilangkan kesusahan kami. Sesungguhnya Tuhan kami Maha Pengampun dan Maha Bersyukur. (Safinatul Abrar)

b) Bercerita Mugatil: Sepuluh ekor binatang masuk syurga: Anak sapi Ibrahim, domba Ismail, unta Saleh, Ikan Yunus, sapi Musa, keldai Uzair, semut Sulaiman, burung Hud hud Balgis, anjing ahli kahfi dan bouraq Muhammad saw. Kesemuanya akan berbentuk domba. Kemudian dilakukan peradilan di antara hamba-hamba Tuhan, maka tiada suatu malaikat yang terdekat, nabi yang diutus atau seorang syahid yang menyangka akan selamat dari kepedihan azab dan hisab dan dari keseraman hari itu (hari Qiamat) kecuali mereka yang dilindungi oleh Allah. (Misykatul Anwar)

c) Bercerita Alhasan Albashri: Aku melihat Bahram Al-ajami pada suatu hari menggali beberapa kuburan dan mengeluarkan dari dalamnya beberapa kerangka kepala mayat! Dikumpulkannya kerangka-kerangka itu dan satu persatu ditusukkan sebatang lidi ke lobang telinga tiap-tiap kepala. Jika lidi yang ditusukkan tidak dapat masuk lobang telinga atau masuk tetapi tetapi terus menembus sampai keluar dari telinga yang lain, maka kepala yang demikian dibuangnya jauh-jauh. Sebaliknya kalau lidi masuk lobang telinga dan tertahan ditengah-tengah(tempat otak) amaka kerangka kepala itu diciumnya dan ditanamnya kembali.

Atas pertanyaanku tentang erti dan maksud perbuatan itu, berkata Bahram: Kerangka kepala yang dapat ditembusi oleh batang lidi dari telinga yang satu ke telinga yang lain adalah kepala orang yang telah mendengar nasehat dan kata-kata yang haq masuk dari telinga satu dan keluar dari telinga yang lain sehingga tidak melekat di otaknya.Orang yang demikian tidak dapat diharapkan kebaikannya, sedang kepala yang lobang telingannya tidak dapat dimasukki lidi, ialah kepala orang yang tidak mendengarkan nasehat dan kata haq karena rebut dengan kemauan dan hawa nafsunya. Juga orang ini tidak bisa diharap kebaikkannya. Adapun kepala yang batang lidi tertahan di tempat otaknya, maka adalah kepala orang yang mendengar dan mengamalkan nasehat dan kata-kata haq yang sudah melekat di otaknya, maka ialah yang diterima oleh Allah, karenanya aku cium dan tanam kembali. (Hayatul Gulub)

Wallahu ’alam

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 1
Surabaya, 1977

No comments:

Post a Comment