Friday, August 15, 2014

Keagungan bulan Rejab

Pengajian ke-11

Dikatakan bahwa kata Rajab terdiri dari tiga huruf; Ra menunjukkan rahmat Tuhan. Ja menunjukkan dosa dan maksiat hambanya dan Ba menunjukkan barakahnya Tuhan, seakan-akan Allah berfirman: Hai hambaku! aku telah menempatkan dosa dan maksiatmu di antara barakah dan rahmatKu, maka tidak akan dicatat lagi bagimu dosa ataupun maksiat karena kehormatan bulan Rajab (Majalisul-Abrar).

Diceriterakan bahwa bulan Rajab sesudah berakhir naiklah ia ke langit dan ditanya oleh Tuhan: Apakah mereka menyintaimu dan menghormatimu? Lalu berkata si Rajab setelah Tuhan mengulangi pertanyaanNya kedua dan ketiga kali: Ya Tuhanku! Engkaulah penutup segala aib dan memerintahkan hambaMu menutup aib sesamanya. RasulMu memberi julukan tuli padaku. Aku telah mendengar taat dan ibadah hamba-hambaMu dan tidak mendengar maksiatnya. Kemudian Allah swt berfirman: Engkau adalah bulanKu beraib dan hamba-hambaKu pula beraib. Aku telah terima mereka dengan segala aib-aibnya demi kehormatanmu sebagaimana Aku telah menerimamu dengan aibmu dan dengan satu penyesalan Aku mengampuni mereka dan tidak mencatat maksiat-maksiatnya.

Dikatakan bahwa bulan Rajab mendapat julukan TULI, karena dalam bulan itu para malaikat yang bertugas mencatat amal-amal manusia, hanya mencatat amal-amal kebajikan dan tidak mencatat kejahatan dan maksiat berlainan dengan bulan-bulan lain di mana kebajikan dan kejahatan dicatat bersama. Karena dalam bulan Rajab mereka tidak mendengar kejahatan atau maksiat yang dicatat. (Misykattul-Anwar)

Menurut Abu Muhammad Alkhallal, bahwa Ibnu Abbas ra berkata: Puasa hari pertama dari bulan Rajab bererti tebusan dosa tiga tahun, hari kedua tebusan dosa dua tahun dan hari ketiga tebusan dosa setahun dan selanjutnya tiap hari ialah tebusan dosa sebulan. (Jami’ Saghir)

a) Diriwayatkan bahawa rasulullah saw bersabda: Takbir pertama dalam sembahyang yang dicapai oleh orang mu’min di belakang imam lebih baik baginya dari seribu haji dan umrah, memperoleh pahala seperti orang yang menyedekahkan emas seberat gunung Uhud kepada orang-orang miskin, tercatat baginya ibadah setahun untuk tiap rakaat, diberinya oleh Allah dua kebebsan, kebebasan dari neraka dan kebasan dari sifat munafiq dan tidak keluar dari dunia kecuali sudah melihat tempatnya di syurga serta akan masuk syurga tanpa melalui hisab.

Terdapat khilaf di antara ahli tafsir tentang batas takbir pertama itu, Sebagian berpendapat bahwa batasnya sampai selesainya imam membaca fatehah dan sebagian berpendapat sampai imam memulai pembacaan fatehah. (Majalisul Anwar).

b) Diriwayatkan bahwa rasulullah saw bersabda: Barangsiapa bangun malam untuk ibadah pada malam pertama dari bulan Rajab tidak akan mati hatinya jika ha ti-hati lain mati dan Allah menuangkan kebajikan di atas kepalanya, bebas dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya dan memberi syafaat kepada tujuh puluh ribu ahli ma’siat yang sudah patut masuk neraka. (Lubbul Albab).

c) Diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa rasulullah bersabda: Barangsiapa di suatu malam dari bulan Rajab bersembahyang duapuluh rakaat dengan membaca di tiap-tiap rakaat surat Alfatehah dan surat Al-Ikhlas dan bersalam sepuluh kali dilindungi oleh Allah dia dan keluarga serta anak-anaknya dari bala’ didunia dan adzab di akhirat. (Zubdah).

d) Diriwayatkan bahwa rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah yang tuli. Barangsiapa dalam bulan ini berpuasa sehari dengan penuh iman dan ikhlas, patut memperoleh ridha Allah yang terbesar dan siapa berpuasa dua hari tidak dapat digambarkan oleh ahli langit dan bumi apa yang tersedia baginya di sisi Tuhan, dan barangsiapa berpuasa tiga hari diselamatkan dari segala bala’ di dunia dan azab di akhirat dan dari penyakit gila, kusta, sopak dan dari fitnahnya Dajjal dan siapa puasa tujuh hari tertutup baginya tujuh pintu neraka dan siapa berpuasa delapan hari terbuka baginya delapan pintu di syurga dan siapa berpuasa sepuluh hari segala apa yang diminta dari Allah akan diberinya dan siapa berpuasa limabelas hari diampuni oleh Allah segala dosanya yang sudah lalu dan digantinya dengan kebajikan dan barangsiapa menambah akan ditambah pahalanya oleh Allah.

Wallahu ’alam

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 1
Surabaya, 1977 

No comments:

Post a Comment