Saturday, March 18, 2017

Al-Badi’

Asma ul-Husna ke-95

Al-Badi’ ertinya Allah Maha Indah Tiada Bandingan, Zat yang menciptakan yang belum wujud sebelumnya sebagaimana firmanNya bermaksud:

Allah jualah yang menciptakan langit dan bumi (dengan segala keindahannya); dan apabila Ia berkehendak (untuk menjadikan) suatu, maka Ia hanya berfirman kepadanya: Jadilah engkau! Lalu menjadilah ia.
(Al-Baqarah:117)

Maha Indah Tiada Bandingan dan Menciptakan Yang Belum Wujud

Al-Badi’ adalah Zat Yang Maha Unik. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya dalam ZatNya, sifatNya atau perbuatanNya; Dia telah memanisfestasikan keajaiban-keajaiban yang telah Dia ciptakan sebagai isyarat yang paling indah akan kearifanNya. Dia telah menciptakan seluruh dunia kosmik tanpa (meniru) bentuk sebelumnya.

Badi’ errtinya pencipta, yang melakukan hal-hal baru, mewujudkan keberadaannya. Bid’ah ertinya sesuatu yang baru, suatu inovasi, hanya kerana tak seorang pun sebelumnya telah menciptakan atau mendukungnya. Allah adalah Pencipta, semua benda tanpa meniru bentuk sebelumnya. Dia tidak mempelajari penciptaan mereka dari sesiapapun. Dialah yang memulai penciptaan semua makhluk, sehingga Dialah Pencipta mereka, Zat yang memulai kewujudan mereka.

Yang Maha Kuasa, al-Badi’ telah menciptakan segala sesuatu tanpa  menggunakan sesuatu alat atau material apapun, tanpa dibatasi ruang atau waktu. Al-Badi’ telah mewujudkan benda-benda menakjubkan dari apa yang dilakukanNya dan bukti-bukti luar biasa dari kearifanNya.

Menjadi Inovasi dan Pembaharu

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusia yang kesembilanpuluh lima dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah menjadi inovasi dan pembaharu.
 
Al-Badi’ adalah Zat Yang Mutlak yang tidak punya bandingan yang menyamaiNya dalam sifat-sifatNya, kearifanNya atau apapun yang terkait denganNya.

Apabila seorang mukmin mengulang-ulang sebutan sifat ini dan menghayatinya,  niscaya Allah akan memunculkan mata air kearifan yang mengalir dari lisannya, dia akan bijaksana dan menjadi orang yang sentiasa berinovasi dan pemikir yang memperbaharui sikap dan perbuatannya ke arah yang lebih cemerlang.

Wallahu ’alam.

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna

Pustaka Azhar, 2010

Friday, March 17, 2017

Al-Hadi

Asma ul-Husna ke-94

Al-Hadi ertinya Maha Pemberi Petunjuk, Zat yang Maha Pemberi Petunjuk sebagaimana firmanNya bermaksud:

Cukuplah Tuhanmu sebagai pemberi petunjuk dan penolong (bagi kamu)
(Al-Furqaan:31)

Maha Pemberi Petunjuk

Al-Hadi adalah hidayah, petunjuk yang ertinya menarik seseorang kepada sesuatu, seperti menarik hati seorang mukmin kepada al-Hadi, kepada Zat yang memberikan petunjuk tersebut. Bimbingan atau petunjuk ertinya membawa hati lebih dekat kepada Yang Maha Kuasa.

Petunjuk adalah jalan yang membawa kepada kebenaran dan akal sihat serta jalan yang anggun yang membawa seseorang kepada tujuan yang diharapkan. Dia memandu golongan khusus di kalangan hamba-hambaNya yang telah dipilihNya agar mengenali ZatNya, sedemikian sehingga mereka menyaksikan segala sesuatu melaluiNya. Dia membimbing golongan awam di kalangan mereka untuk menyaksikan makhluk-makhlukNya. Dia telah memandu segala sesuatu yang Dia ciptakan. Dia telah membimbing bayi untuk menghisap payudara ibunya, anak-anak burung untuk mematuk benih-benihNya dan lebah-lebah untuk membangun sarang madu mereka dalam bentuk sarang terbaik yang sesuai dengan tubuh-tubuh mereka.

Menyeru kepada kebaikan

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusia yang kesembilanpuluh  empat  dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah menyeru kepada hidayah dan kebaikan, agar hati bersinar dan mendapat petunjuk.

Al-Hadi memberi petunjuk kepada ia yang bersalah untuk bertaubat dan mereka yang diberkati dengan pengetahuan kepada fakta-fakta berkaitan dengan kedekatan kepadaNya.

Al-Hadi menempati hati dengan kejujuran dan keadilan, tubuh-tubuh dengan kehidupan  dan kematian. Al-Hadi telah memberikan segala sesuatu bentuk-bentuk dan ciri-cirinya, dan Dia membimbing siapa yang Dia ciptakan kepada tujuan-tujuan di sebalik penciptaan mereka, kepada isu-isu yang terkait dengan kehidupan mereka di dunia ini dan kepada isu-isu yang terkait dengan keyakinan mereka, di samping segala sesuatu lainnya yang terkait dengan akhirat.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna
Pustaka Azhar, 2010

Karenah waktu

Melihat jam: waktu baru bermula
melihat jam: waktu sudah terlepas

Melihat jam: waktu terlewat
melihat jam: waktu berkesal

Melihat jam: waktu menanti
melihat jam: waktu  berdebar

Melihat jam: waktu bergembira
melihat jam: waktu bermuram

Melihat jam: waktu mencengkam
melihat jam: waktu memberangsang

Melihat jam: waktu kelahiran
melihat jam: waktu kematian.

Nahmar Jamil
Negeri tercantik
DBP, 1986

Wednesday, March 15, 2017

An-Nur

Asma ul-Husna ke-93

An-Nur ertinya Allah Maha Pemberi Cahaya, Zat Maha Menerangi sebagaimana firmanNya bermaksud:

Allah yang menerangi langit dan bumi. Bandingan nur hidayah petunjuk Allah (Kitab Suci Al-Quran)madalah sebagai sebuah misykaat yang berisi sebuah lampu; lampu itu dalam geluk kaca (qandil), geluk kacaitu pula (jernih terang) laksana bintang yang bersinar cemerlang; lampu ini dinyalakan dengan minyak dari pokok yang banyak manfaatnya (iaitu) pokok zaitun yang bukan sahaja disinari matahari semasa naiknya dan bukan sahaja semasa turunnya (tetapi ia sentiasa terdedah kepada matahari); hampir-hampir minyaknya itu- dengan sendirinya – memancarkan cahaya bersinar (keranajernihnya) walaupun ia tidak disentuh api (sinaran nur hidayah yang demikian bandingannya adalah sinaran yang berganda-ganda); cahaya berlais cahaya Allah memimpin sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang dan peraturanNya) kepada hidayahNya itu; dan Allah mengemukakan  berbagai-bagai misal perbandingan untuk umat manusia dan Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
(An-Nuur:5)

Maha Pemberi Cahaya

Nur ertinya cahaya, segala sesuatu yang kemilau, cahaya, atau pantulan yang terjadi. Cahaya membantu penglihatan. Ada dua jenis cahaya; cahaya yang terkait dengan kehidupan dunia ini dan cahaya yang terkait dengan kehidupan akhirat. Pertama, sebut duniawi, juga ada dua jenis; cahaya yang dapat dilihat oleh akal, intelek; ia adalah cahaya Ilahi, cahaya akal, dari al-Quran suci. Jenis lainnya terkait dengan cahaya fizik yakni cahaya dari benda-benda yang memancarkan atau memantulkan cahaya seperti matahari dan bulan.

An-Nur adalah Zat Yang Maha Jelas yang telah memanifestasikan diriNya sepenuhnya. Zat yang jelas pada diriNya sendiri dan yang menjadikan segala sesuatu jelas dan terlihat disebut an-Nur yang mengeluarkan segala sesuatu dari ketiadaan dan kemudian menciptakan mereka.

An-Nur, Maha suci Dia, telah memenuhi dunia kita dengan cahaya dan menjelmakannya, yang menetapkannya sejak masa pra-keabadian, yang menerangi alam ruh melalui rasulullah saw, pemimin generasi pertama dan terakhir, dan Dia telah menerangi hati-hati melalui cahaya kita suciNya. Dia menerangi orang-orang, yang dilimpahi dengan pengetahuan, dengan cahaya manisfestasiNya. An-Nur telah menerangi hati-hati orang mukmin melalui keesaanNya dan kesedaran akan orang-orang yang mencintaiNya dengan bantuanNya kepada mereka. Dia memperindah penampakan dan menghidupkan jiwa-jiwa orang-orang soleh melalui ibadah mereka. Dia memandu hati-hati untuk lebih suka dan memilih apa yang benar, yang membimbing kesedaran terdalam secara diam-diam mengarah kepadaNya.

Bersinar segala kebaikannya.

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusia yang kesembilanpuluh tiga dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah bersinar atau menyerlah kebaikannya kerana berkat pantulan keimanan dan amal soleh yang dilakukan.

Ibn ’Abbas mengatakan bahawa erti Nur ini adalah bahawasanya Allah adalah Pembimbing para penduduk langit dan bumi dengan cahaya kebenaran; perumpamaan bimbinganNya dalam hati seorang mukmin laksana minyak murni yang bersinar bahkan sebelum api menyentuhnya. Oleh sebab itu, ketika api benar-benar menyentuhnya, ia mengintensifkan cahaya, maka ia mengintensifkan dan menambah cahaya kepada cahayanya.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna
Pustaka Azhar, 2010

An-Nafi’

Asma ul-Husna ke-92

An-Nafi’ ertinya Allah Maha Pemberi Manfaat, Zat yang memberi manfaat sebagaimana firmanNya bermaksud:

Apapun kebaikan yang datang kepadamu (wahai manusia) itu adalah dari Allah dan apapun kemalangan yang menimpamu, itu dari dirimu sendiri.
(An-Nisa’:79)

Maha Pemberi Manfaat

Al-Nafi’ adalah sumber faedah dan kebaikan bagi kehidupan  di dunia ini dan bagi keyakinan. Hanya Dia yang menganugerahkan kesihatan yang baik, kekayaan, kebahagiaan, petunjuk dan kesolehan. Dia mempermudah semuamakhlukNya manfaat dari yang Dia ciptakan untuk mereka. Dia telah memberi kemudahan jalan menuju kepadaNya bagi orang-orang yang ingin menempuhnya, yang menolong jiwa-jiwa melalui para nabiNya, yang memberi vitamin kepada tubuh melalui makanan, yang menjauhkan penyakit melalui ubat, yang menjauhkan musibah melalui kurnia dan kebaikan dan yang melimpahkan manfaat kepada setiap orang.

Ibn ’Abbas berkata,Suatu hari saya tengah duduk di belakang rasulullah saw yang kemudian bagindabertanya kepadaku: Hai anak muda, aku ingin mengajari beberapa petua (kebijaksanan): apabila engkau melindungi hak-hakmu padaAllah, niscaya Dia akan melindungimu; apabila engkau tetap memperhatikan hak-hak Allah terhadapmu, engkau akan menjumpaiNya (sebagai Zat) yang memeliharamu; apabila  engkau mempunyai suatu permintaan, maka mintalah kepadaNya jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan itu dariNya; dan camkanlah dalam pikiran bahawa seandainya semua orang berkumpul untuk mendapatkan manfaat darimu akan sesuatu, mereka tidak mampu berbuat demikian, selain pada apa yang telah Dia bahagikan untukmu, dan jika mereka semua berkumpul bersama untuk membahayakanmu, mereka tidak akan pernah mampu berbuat demikian kecuali jika Dia telah menitahkannya kepadamu; tinta-tinta telah mengering dan laut-laut telah dipindahkan.

Banyak memberi manfaat

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusia yang kesembilan puluh dua dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah banyak memberi manfaat dan faedah kepada manusia lainnya dan alam sekitar.

An-Nafi’ adalah Zat yang dariNya segala sesuatu yang baik atau pun buruk terpancar; semuanya disandarkan kepada Allah dan dijalankan melalui para malaikat, manusia, benda-benda tak bernyawa atau melalui cara-cara lain.

Maka janganlah mengira bahawa racun, misalnya membunuh dengan sendirinya atau bahawa makanan dengan sendirinya memuaskan rasa lapar. Para malaikat, manusia, syaitan atau segala sesuatu yang ada seperti planet-planet atau benda-benda lainnya, di bawah kawalanNya; mereka tak mampu berbuat apa-apa selain apa yang telah Allah perintah kepada mereka.

Mereka semua, di samping kekuatan abadi, laksana sebuah pena yang ada di tangan penulis ketika dilihat oleh seorang yang buta huruf. Apabila seorang penguasa menandatangani perintah untuk menghukum atau mengganjari seseorang, pena yang ia pakai untuk menandatangani perintah seperti itu tidak dapat menyampaikan perbezaan di antara perintah yang satu dan perintah yang lainnya; atau di antara apa yang menimbulkan bahaya dan yang membawa manfaat.

Dengan bercermin pada sifat an-Nafi’ Allah, kita akan banyak memberi manfaat dalam kehidupan ini sama ada kepada diri sendiri mahupun kepada orang lain dengan menanamkan akhlak dan etika yang baik.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna

Pustaka Azhar, 2010

Kemenangan dan kekalahan

Kemenangan
ada kalanya nikmat
jika dengan redaNya.

Kemenangan
ada kalanya istidraj
jika tanpa rahmatNya.

Kekalahan
ada kalanya musibah
jika dengan niat yang salah.

Kekalahan
ada kalanya anugerah
jika dengannya terjamin di akhirat.

Awang Sariyan
Di denai kehidupan

DBP, Kuala Lumpur 2016

Tuesday, March 14, 2017

Ad-Darr

Asma ul-Husna ke-91

Ad-Darr ertinya Allah Maha Pembuat Bahaya, Zat yang menyampaikan mudharat sebagaimana firmanNya bermaksud:

Katakan (olehmu wahai rasul Kami!) : Aku tidak berkuasa atas diriku sendiri untuk mendatangkan manfaat ataupun mudharat melainkan apa yang Allah kehendaki.
(Yunus:49)

Maha Pembuat Bahaya dan Mudharat

Ad-Darr bermakna bahaya, lawannya adalah naft’, ertinya manfaat.Allah adalah ad-Darr, yakni Zat yang memberikan bahaya kepada sesiaa pun yang Dia kehendaki. Dia menjadikan miskin sebahagian dari hamba-hambaNya atau menyebabkan mereka jatuh sakit menurut kebijaksanaanNya. Dengan begitu, Dia menentukan segala sesuatu, dan hanya Dia yang memfasilitasi segala bahaya sebagai suatu ujian dariNya yang dengannya. Dia membersihkan para pelaku dosa atau menundukkan salah seorang hambaNya kepada suatu ujian untuk meningkatkan kedudukannya.

Dia menetapkan bahaya kepada sebahagian hambaNya dan mewujudkan perintahNya melalui cara-cara tertentu. Dialah Yang Maha Bijak dalam setiap perbuatanNya, Yang Maha Bijak dalam setiap perbuatanNya, Yang Maha Penyayang dalam keputusanNya. Sekiranya Dia menitahkan bahaya, itu semata-mata demi kebaikan bersama dan apabila Dia menentukan suatu penyakit atau musibah, tiada lain itu merupakan pengubatan yang berguna dalam kehidupan di dunia ini dan akhirat.

Suatu ketika nabi Musa as mengadukan sakit gigi kepada Tuhannya, maka Yang Maha Kuasa menyuruhnya untuk menempelkan jenis tumbuh-tumbuhanan herbal tertentu pada tempat yang sakit, yang kemudian dilakukan olehnya. Sakit giginya pun sembuh. Beberapa hari kemudian, sakit gigi yang sama kembali menyerangnya, maka ia pergi dan mengambil tanaman herbal yang sama dan menempelkannya, namun kali ini rasa sakit begitu kuat. Ia mengadu kepada Tuhannya, Ya Tuhan, bagaimana ini, penyakitku tidak sembuh?

Allah mengilhamkan kepadanya; Wahai Musa! Akulah Zat yang menyembuhkan dan yang mengurniakan kesihatan yang baik. Engkau datang kepadaKu pada kali pertama, maka Aku musnahkan penyebab penyakitmu, sedangkan sekarang engkau mendatangi tumbuhan ini dan bukannya datang kepadaKu.

Rasulullah saw berkata: Barangsiapa yang mengklaim bahawa Allah menganjurkan perbuatan salah dan dosa, maka ia berdusta tentang Allah. Dan barangsiapa yang mengklaim bahawa kebaikan dan keburukan adalah mungkin tanpa kehendak Allah, bererti mencabut Allah dari kekuasaanNya. Dan barangsiapa yang mengklaim bahawa dosa-dosa dilakukan tanpa kekuasaan Allah, bererti berkata dusta tentang Allah, dan barangsiapa berkata dusta tentang Allah, Dia akan melemparkannya ke dalam neraka.

Dalam hadis ini, kebaikan dan keburukan yang ia maksudkan masing-masing adalah kesihatan dan penyakit memandangkan ayat ini bermaksud,:

Kami mengujimu dengan keburukan dan (dengan) kebaikan (melalui) sebuah ujian
( Al-Anbiyaa:35)

Membuang Mudharat

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusia yang kesembilanpuluh satu dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah membuang dan memusnahkan apasahaja yang dapat mendatangkan mudharat dengan bercermin kepada ajaran Allah yang penuh  manfaat dan kemaslahatan.

Syeikh  Sayyid Baqir diriwayatkan pernah mengatakan ; Allah swt lebih pengasih kepada makhluk-makhlukNya daripada memaksa mereka berbuat  dosa kemudian menghukum mereka kerana melakukan demikian dan Allah lebih berkuasa daripada berkeinginan untuk melakukan sesuatu dan itu tidak terjadi.

Suatu ketika beliau ditanya apakah ada jarak antara paksaan dan nasib, maka Syeikh Sayyid Baqir menjawab: Ya, ada. Jaraknya lebih luas antara langit dan bumi. Beliau juga berkata, Tidak adapaksaan ataupun kebebasan yang tidak terbatas. Jalan terbaik adalah jalan yang ada di tengah-tengah. Ketika ia ditanya tentang jalan tengah itu, ia menjawab, Izinkan saya memberi satu contoh kepada anda:

Katakanlah anda mungkin melihat seseorang melakukan dosa. Anda berusaha mencegahnya namun ia menolak menghentikannya. Setelah itu anda meninggalkannya untuk melakukan dosa tersebut. Ketika ia tidak mendengarkanmu dan malahan berdegil berbuat dosa, itu tidak bererti bahawa anda sendiri telah mendorongnya untuk melakukan dosa itu.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna
Pustaka Azhar, 2010

Al-Mani’

Asma ul-Husna ke-90

Al-Mani’ ertinya Allah Maha Membela, Zat yang Menolak bahaya sebagaimana firmanNya bermaksud:

Atau apakah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat melindungi mereka dari Kami?
(Al-Anbiyaa:43)

Maha Membela, Zat Yang Menolak Bahaya

Al-Mani’ adalah satu dari sekian sifat Allah yang berasal dari man’, lawan dari memberikan atau melimpahi. Ia juga bererti melindungi, menghentikan sesuatu dari gangguan dari yang lain atau satu kelompok manusia dari gangguan manusia lainnya. Kata ini digunakan untuk menjelaskan pertahanan sebuah rumah, benteng yang diperkuat dan lain-lain dari serangan musuh. Ia bererti melindungi dan menolong. Yakni, Dia memiliki kekuasaan untuk menghentikan sebab-sebab kebinasaan atau kekurangan dalam keyakinan dan tubuh. Dia mencegah keburukan dengan cara melindungi dan menjaga. Dia menghentikan pemberian kepada sesiapa sahaja yang Ia kehendaki untuk menguji atau untuk melindungi mereka. Dia memberi anugerah kehidupan kepada sesiapa sahaja yang Dia suka atau tidak, namun Dia tidak memberikan rahmat akhirat (rahim) selain kepada orang-orang yang Dia sukai.

Al-Mani’ melindungi dan menolong orang-orang yang menaatiNya dan Dia menghentikan sebahagian hambaNya dari melakukan sesuatu yang Dia tidak ingin mereka melakukannya ketika memberi apa yang mereka inginkan. Dia mencegah sebab-sebab kehancuran dan penyusutan dalam masalah-masalah yang terkait dengan keyakinan-keyakinan dan umat kerana apa yang Dia ciptakan berupa sebab-sebab bagi pemeliharaan mereka. Halangan dari sebab-sebab kebinasan dan pemeliharaan dari apa yang dibimbing melawan kepunahan merupakan matlamat (objective).

Al-Mani’ melarang kesulitan dari mencapai parawaliNya. Apabila Diamelarang penderitaan dari mencapai para sahabatNya, ini kerana kemurahan indahNya dan jika Dia melarang peberian kepada mereka, itu pun masih merupakan kurnia besar dariNya.

Menjadi Pembela

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusia yang kesembilanpuluh dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah menjadi pembela untuk menolak sebarang bahaya, terutamanya bahaya yang merosakkan keimanan.

Allah memberikan kesenangan-kesenangan kehidupan di dunia ini kepada orang-orang yang Dia cintai dan kepada orang-orang yang tidak Dia cintai, namun Dia tidak melindungi hati seorang hambaNya kecuali jika yang kedua termasuk dari salah satu waliNya.

Al-Mani’, Maha Pemberi, sekaligus Maha Menahan. Dia menunda pemberian kepada sesiapa sahaja yang Dia kehendaki dan penundaanNya menganduni pemberian terselubung. Dia mampu menahan pemberian kekayaan melimpah kepada salah seorang hambaNya dan sebagai gantinya memberinya kesempurnaan dan kecantikan. Dia dapat mencabut dari seorang hambaNya kenikmatan kesihatan yang baik dan menjadikannya redha akan keputusanNya.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna

Pustaka Azhar, 2010

Ayah

Dengan mata anak kecil
aku melihat ayah
tiga puluh lima  tahun lalu
yang sudah menjadi almarhum
dia rajin menatap kitab agama
kepalanya berketayap putih
cermin matanya tebal
dia dipanggil haji.

Dengan mata zaman kini
aku melihat seorang ayah
berjoging dengan tongkat di tepi jalan
membimbing cucu ke taman
menatap akhbar harian di taman
menyedut gelas di kedai kopi
berbual politik dengan teman.

Telah tiba giliran
hanya anakku yang mengetahui
bagaimana tentang ayahnya.

Nahmar Jamil
Negeri tercantik
DBP, 1986

Friday, March 10, 2017

Al-Mughni

Asma ul-Husna ke-89

Al-Mughni ertinya Allah Maha Pemberi Kekayaan, Zat yang Memberi Kekayaan tanpa had sebagaimana firmanNya bermaksud:

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya (kepercayaan) orang-orang kafir musyrik itu najis, oleh itu janganlah mereka menghampiri Masjid Al-Haram sesudah tahun ini; dan jika kamu bimbangkan kepapaan, maka Allah akan memberi kekayaan kepada kamu dari limpah kurniaNya, jika dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.
(At-Taubah:28)

Maha Pemberi Kekayaan

Al-Mughni telah melimpahkan kurniaNya kepada para hambaNya secara melimpah dan memberikan pelbagai kemudahan kepada mereka dalam pencapaian tujuan dan maksud mereka serta pemenuhan keperluan mereka sehari-hari. Tidak  ada kemandirian selain bahawa Dia menjadikannya maujud. Dia memperkaya para sahabatNya (wali) dengan kekayaan cahayaNya, memudahkan bagi mereka yang berdiam di alam semesta mengakses kemudahan-kemudahan dan rezeki mereka melalui titahNya. Dia memperkaya setiap kebenaran yang Dia sediakan dalam suatu ukuran kerana Dia, dan hanya Dia, mengetahui rahsia-rahsianya, apa yang ghaib  mahupun yang nyata.

Bersikap Pemurah dan Pemberi

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusia yang kelapanpuluh sembilan dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah bersikap pemurah, dermawan dan gemar memberi bantuan terutama kepada golongan yang memerlukan.

Sikap sebegini sebenarnya merupakan pengamalan daripada sifat-sifat al-Mugni iaitu pemberi kekayaan.Ini membuktikan bahawa kita memerlukan al-Mughni.

Orang yang percaya pada apa yang Allah miliki daripada percaya apa yang iasendiri miliki serta bersikap baik dalam memberikan kemurahan dan kasih sayang terhadap hamba-hamba Allah. Salah satu adab seorang mukmin berkaitan  sifat al-Mughni adalah ketika ia menyedariNya sebagai Zat satu-satunya yang bebas dari keperluan apapun, Zat yang memenuhi semua keperluan hamba-hambaNya, ia akan bersandar dan bertawakal kepadaNya dalam segala sesuatu dan merujuk kepadaNya dalam setiap masalah.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna

Pustaka Azhar, 2010

CONNECTING THE DOTS…

Apakah bentuk kejayaan...
….setiap sekolah tanpa mengira lokasi, saiz atau jenis, akan menyediakan pendidikan yang baik dan holistik kepada murid.

Anjakan 6 PPPM 2013-2025

Akses kepada kejayaan...
…. setiap individu warganegara Malaysia, tanpa mengira taraf ekonomi, etnik atau latar belakang berhak mendapat akses yang sama kepada pendidikan berkualiti bagi membolehkan mereka mencapai prestasi masing-masing


PPPM 2013-2025


Memetik kurma di Kota Bercahaya


Bagaimana kurma dipetik.......




Memperkasakan sekolah kebangsaan

Latar belakang

Intergrasi dan peraduan kaum memainkan peranan yang sangat besar bagi memajukan negara. Kejayaan sesbuah negara dalam era globalisasi  dan liberalisasi bergantung kepada perpaduan rakyat,  ketahanan  dalaman dan kemampuan daya saing generasi masa hadapan. Generasi  masa ini dan masa hadapan di Malaysia perlu lebih bersatu padu demi keharmonian sebuah negara yang majmuk. Hasrat pertubuhan sekolah Kebangsaan (SK) telah diilhamkan oleh para pemimpin negara  sebagai wahana untuk perpaduan rakyat pelbagai kaum. SK diharap dapat dijadikan tempat untuk generasi muda hidup bermasyarakat, saling bekerjasama antara sama lain serta melahirkan rakyat yang setia dan menyumbang kepada kesejahteraan negara seperti yang dinyatakan dalam Ordinan Pelajaran  1952.

Sehubungan dengan itu, Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) sentiasa berusaha untuk memperkasakan SK dengan meningkatkan kualiti SK agar menjadi sekolah pilihan utama ibu bapa tanpa mengira kaum dan agama. Walaupun pelbagai inisiatif dan program telah dilaksanakan oleh kerajaan, hasrat dan aspirasi penubuhan SK untuk menyatupadukan masyarakat berbilang kaum menghadapi pelbagai cabaran.

Brif ini bertujuan membincangkan isu-isu yang menjadi halangan dan cabaran dalam hasrat kerajaan memperkasakan SK sebagai sekolah pilihan pelbagai kaun berserta inisiatif memperkasakan SK yang telah dan sedang dilaksanakan. Faktor-faktor yang menjadi penghalang dan cabaran adalah seperti peningkatan permohonan penubuhan Sekolah Jenis Kebangsaan Cina (SJKC) dan Sekolah Jenis Kebangsan Tamil (SJKT), pemasuhan kuota kemasukan murid warganegara Malaysia, pelaksanaan Dasar Memartabatkan BahasaMalaysia Memperkukuh Bahasa Inggeris dan perkembangan homeschooling. Matlamat brif ini adalah untuk mendapatkan pandangan daripada ahli Majlis Penasihat berkaitan cadangan langkah ke hadapan bagi memperkasakan SK.

Isu

Pada masa ini perpaduan kaum yang dihasratkan melalui pendidikan masih belum tercapai dan SK tidak lagi menjadi pilihan utama untuk semua kaum. Ini dapat dilihat dengan perkembangan pendidikan di peringkat nasional seperti yang berikut:

#1 Peningkatan permohonan penubuhan SJKC dan SJKT
Semenjak kebelakangan ini desakan penubuhan SJKC dan SJKT baharu semakin meningkat atas alasan peningkatan enrolmen murid di SJKC dan SJKT, Kelulusan bagi penubuhan sekolah jenis kebangsaan ini boleh mengakibatkan polarisasi kaum yang lebih meluas. Peningkatan penubuhan SJKC dan SJKT secara tidak langsung mengakibatkan permohonan bagi penambahan sekolah menengah jenis kebangsaan (SMJK) sebagai kesinambungan pendidikan vernakular di negara ini. Perkembangan ini mengakibatkan pengaliran keluar murid Cina dan India dari SK dan data di bawah menunjukkan penurunan enrolmen murid Cina dan India di SK.

Jadual : Peratus Murid Cina dan India di Sekolah Kebangsaan:

Jenis Sekolah
2000
2011
2014
Cina
India
Cina
India
Cina
India
SK
8
49
4
38
0.9
2.8
SJKC
92
5
96
5
85
2.2
SJKT
0
47
0
56
0.03
99.6
Sumber : BPPDP,KPM

Timbalan Menteri di Jabatan Perdana Menteri, YB Datuk Razali Ibrahim mempersoalkan kewajaran bilangan SJKC ditambah mengikut  desakan daripada pihak tertentu sedangkan KPM perlu memberi fokus kepada pengukuhan SK. Oleh itu, beliau meminta kerajaan menghentikan kelulusan permohonan pembinaan SJKC baharu dan meminta kerajaan mengambil maklum tentang kedudukan SK sebagai sekolah untuk semua kaum. Sehubungan dengan itu, KPM hendaklah tegas dalam isu mempertahankan peruntukan dan dasar sedia ada agar agenda mengintegrasikan rakyat Malaysia dapat dicapai. Walau bagaimanapun, dengan sistem pendidikan negara yang memberi opsyen kepada pelbagai pilihan persekolahan kepada ibu bapa, sokongan ibu bapa menghantar anak mereka ke SK semakin berkurangan terutamanya di kawasan bandar. Akibatnya terdapat beberapa SK menjadi sekolah kurang enrolmen.

#2 Pemansuhan kuota kemasukan murid warganegara Malaysia

Susulan Mesyuarat Jawatankuasa Perancangan Pendidikan (JPP) yang dipengerusikan oleh YAB Menteri Pelajaran pada 18 Januari 2012 memutuskan pembukaan kuota kemasukan murid warganegara ke sekolah antarabangsa daripada 40 peratus kepada 100 peratus. Hakikatnya, murid di sekolah swasta adalah dalam kalangan ibu bapa berpendapatan tinggi. Keputusan pemansuhan kuota kemasukan muridwarganegara Malaysia , secara tidak langsung mengakibatkan ibu bapa tidak memilih SK sebagai sekolah pilihan. Hal tersebut mengakibatkan intergrasi pelbagai kaum dan sosioekonomi tidak tercapai. Data di bawah menujukan peningkatan enrolmen murid warga negara di sekolah swasta,

Data juga menunjukkan  bahawa kemasukan murid ke sekolah antarangsa  didapati tidak seimbang daripada segi jumlah murid berdasarkan kaum. Enrolmen murid Melayu ialah 16 peratus berbanding dengan kaum Cina sebanyak 69 peratus dan 15 peratus kaum India. Jika ini berterusan dikhuatiri jurang di antara kaum semakin meluas.

#3 Pelaksanaan Dasar MBMMBI

Pada 8 Julai 2009 Mesyuarat Jemaah Menteri memutuskan  pemansuhan Dasar Pengajaran dan Pembelajaran Sainsdan Matematik dalam Bahasa Inggeris (PPSMI) dan menggantikannya dengan MBMMBI. Pelaksanaan Dasar MBMMBI telah mendapat tentangan daripada pelbagai pihak yang melihat kepentingan bahasa inggeris sebagai bahasa pengantar mata pelajaran Matematik dan Sains. Dengan pelaksanaan Dasar MBMMBI, terdapat peningkatan bilangan sekolah yang menggunakan BM sepenuhnya atau dwibahasa dalam PdP Sains dan Matematik.

Secaratidak langsung pelaksanaan dasar MBMBI ini menyebabkan berlakunya perpindahan murid daripada golongan ibu bapa yang berkemampuan ke sekolah menengah swasta yang mengajarkan mata pelajaran Matematik dan Sains dalam Bahasa Inggeris.

#4 Perkembangan homeschooling

Menurut laporan media, homeschooling semakin berkembang dan situasi ini memberi implikasi kepada enrolmen murid di sekolah menengah. Perkembangan ini disebabkan terdapat segolongan ibu bapa telah hilang kepercayaan kepadasistem pendidikan kebangsaan. Walaupun homeschooling tidak digalakkan di Malaysia, dikhuatiri jumlah murid yang mengikuti homeschooling di peringkat menengah semakin meningkat. Hal ini adalah kerana pelaksanaan homeschooling tidak jelas daripada aspek dasar. Secara amnya pelaksanaan homeschooling di Malaysia berkaitan dengan pelaksanaan Dasar Pendidikan Wajib di peringkat pendidikan rendah (akta Pendidikan 1996, Seksyen 29A) dan berdasarkan Garis Panduan Pendidikan Wajib (Penangguhan dan Homeschooling) yang menjelaskan penguatkuasaan Pendidikan Wajib.

Ibu bapa yang ingin melaksanakan homeschooling bagi murid sekolah rendah perlu memohon kebenaran daripada KPM dan semua aktiviti PdP perlu dilaksanakan oleh ibu bapa di rumah mereka.Kebanyakan murid yang mengikutihomeschooling adalah murid di peringkat menengah yang tidak tertakluk kepada dasar pendidikan wajib. Walau bagaimana pu terdapat homeschooling yang dilaksanakan secara community based (kebanyakannya murid sekolah menengah) di pusat tuisyen yang juga melaksanakan IGCSE dengan menggunakan bahasa inggeris sebagai bahasa pengantar. Perkara ini bercanggah dengan Peraturan-Peraturan Pendidikan Pendaftaran Institusi Pendidikan ) 1997 yang hanya membenarkan pusat tuisyen memberi pendidikan bimbingan atau membantu seseorang muridyang sedang belajar di sekolah bagi menyediakan murid tersebut untuk menduduki peperiksaan. Selain itu, pusat tuisyen hanya dibenarkan melaksanakan mata pelajaran kurikulum kebangsaan.

Inisiatif memperkasa SK

KPM berhasrat untuk menjadikan SK sebagai sekolah yang cemerlang dalam pelbagai aspek. Hal ini meliputi prasarana, pencapaian kokurikulum dan sukan, penguasaan teknologi komunikasi dan maklumat (TMK), kualiti guru dan kepimpinan sekolah. Antara langkah yang telah diambil bagi memertabatkan SK sebagai sekolah aliran pilihan utama adalah dengan :

i) membuka kelas prasekolah di SK bagi memastikan pendidikan awal kanak-kanak tidak terabai;
ii) menaik taraf infrastruktur SK yang daif
iii) membekalkan kemudahan bekalan elektrik dan air bersih di SK  dalam Rancangan Malaysia ke-10 di sekolah-sekolah yang tiada kemudahan-kemudahan tersebut.
iv) memperkenalkan mata pelajaran bahasa Cina dan bahasa Tamil sebagai mata pelajaran tambahan dalam jadual waktu SK;
v) meningkatkan kualiti guru dan pemimpin seperti penempatan pembimbing guru dan pengetua/guru besar (SISC+ dan SIPartners+) di sekolah, pelaksanaan Program Peningkatan Profesionalisme (CPD), Program Pemantapan Sekolah Kebangsaan dan Program Pembangunan Organisasi untuk Kecemerlangan Sekolah (PrOD) dan
vi) memperluas Program Transformasi Daerah (DTP), fungsi dan peranan Pejabat Pelajaran  Daerah (PPD) diperluas sebagai rakan pembantu dan pemantau prestasi sekolah serta bertanggungjawab menganalisis data sekolah.

Secara amnya, pelaksanaan inisiatif di atas tidak dapat melonjakkan imej SK sebagai sekolah pilihan. Sebagai contoh, langkah melaksanakan pengajaran mata pelajaran bahasaCina dan Tamil menunjukkan bahawa peratus murid yang berminat untuk mempelajari bahasa Cina dan Tamil di SK adalah sederhana, iaitu kurang daripada 50 peratus. Daripada 130 buah SK, hanya 9 buah SK mempunyai lebih daripada 50 peratus murid mempelajari bahasa Cina. Peratus murid yang mengambil bahasa Cina di 107 buah sekolah adalah kurang daripada 40 peratus. Bagi bahasa Tamil, 90 daripada 94 buah SK mempunyai kurang daripada 40 peratus murid mengambil bahasa Tamil. Pengenalan mata pelajaran bahasa Cina dan Tamil tidak berjaya menarik murid kaum Cina dan India ke SK.

Di samping itu pandangan ibu bapa terhadap kawalan disiplin murid yang kurang memuaskan serta terlalu menjurus kepada ciri-ciri keislaman merupakan antara faktor SK tidak menjadi pilihan utama. Pemilihan pengetua dan guru besar yang kebanyakannya daripada kaum Melayu juga menyumbang kepada pengaliran keluar murid Cina dan India dari SK.

Kesimpulan

Trend yang berlaku dalam sistem persekolahan pada masa ini amat membimbangkan. Kepelbagaian pilihan sekolah didapati bercanggah serta tersasar jauh dari Dasar Pendidikan Negara yang termaktub dalam Laporan Razak dan Rahman Talib. Ibu bapa boleh memilih untuk menghantar anak-anak mereka kesekolah kebangsan, sekolah jenis kebangsaan, sekolah agama, sekolah swasta, sekolah antarabangsa atau homeschooling. Apa yang dapat dilihat sekarang seoalah-olah seperti suatu pengeluaran yang sistematik dari sekolah kebangsaan. Satu langkah yang drastik perlu diambil supaya SK menjadi pilihan utama semua kaum  bagi merealisasikan matlamat pendidikan untuk perpaduan tercapai.

Wallahu ’alam

Koleksi Brif Isu Dasar Pendidikan 2012-2015
Sektor Dasar, BPPDP, KPM
ms 81-86

Pilihan raya

Pilihan raya
Bukan memilih untuk suka-suka
bukan memilih asalkan sesiapa
bukan memilih asalkan kerana  mendapat apa-apa
bukan memilih untuk mendapat laba
bukan memilih untuk melampiaskan kecewa
bukan memilih kerana amarah tak terkata
bukan memilih kerana dendam di sukma
bukan memilih kerana terpesona oleh kata-kata

Pilihan raya
masa untuk menilai semua
calon berwibawa atau calon badut bahan bercanda
janji tulus atau janji semua bersifat sementara
wawasan berjejak atau ilusi bersalut gula
pemimpin bergagasan atau yang tandus fikiran tak bermaya.

Pilihan raya
menjadikan kita bijaksana
atau terkambus dalam bencana.

Awang Sariyan
Di denai kehidupan
DBP, Kuala Lumpur 2016

Thursday, March 9, 2017

Al-Ghaniyy


Asma ul-Husna ke-88

Al-Ghaniyy ertinya Allah Maha Kaya Raya, Zat yang Memiliki Kekayaan sebagaimana firmanNya bermaksud:

Hai manusia, kalianlah yang perlu kepada Allah dan Allah Dialah Yang Maha Kaya dan Maha Terpuji.
(Faatir: 15)

Allah Maha Kaya Raya

Sacara linguistik, ghina, akar kata al-Ghani, ertinya kemandirian yakni mampu mencukupi. Lawannya adalah faqr, miskin, berkeinginan, perlu, memerlukan. Kemandirian atau self-sufficiency memiliki banyak corak.

1. Tidak memiliki keperluan dan tak seorang pun yang bebas dari keperluan terhadap seseorang atau sesuatu selain Allah. Pengertian ini tercantum dalam ayat bermaksud:

Kepunyaannya adalah segala sesuatu yang ada di langit dan segala sesuatu yang ada di bumi. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya dan Maha Terpuji.
(Al-Hajj:64)

2. Jumlah keperluan seseorang itu sedikit atau terbatas yang diisyaratkan dalam ayat yang bermaksud :

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan lalu Dia memberikan kecukupan.
(Adh-Dhuha: 8)

3. Apa yang disuarakan oleh segelintir orang yang jahil di antara orang-orang beriman yang mendakwa bahawa Allah itu miskin sementara mereka kaya. Kemudian Zat Yang Maha Memiliki semua kekayaan dan kemuliaan menjawab tuduhan mereka dalam ayat yang bermaksud:

Sebenarnya Allah itu miskin dan kami kaya. Pastilah Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan mereka membunuh paranabi tanpa alasan yang benar dan Kami akan mengata , Rasakanlah bagi kalian azab yang membakar.
 (Ali Imran: 181)

Al-Ghani tidak mempunyai keperluan pada diriNya sendiri atau dalam sifat-sifat atau perbuatan-perbuatanNya, pada siapapun atau pada apapun. Dia tidak memerlukan siapapun sementara segala sesuatu memerlukanNya.

Menganggap diri kaya

Merujuk kepada perkara ini, maka sifat manusiayang kelapanpuluh lapan dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah menganggap diri sendiri kaya dengan anugerah dan kurnia yang dilimpahkan Allah berupa kehidupan, rezeki dan keimanan.

Nabi saw diriwayatkan telah bersabda: Kekayaan bukanlah berlimpahnya segala sesuatu.Sebaliknya kekayan terdapat pada jiwa seseorang.

Tingkat tertinggi dari kekayaan adalah kebahagiaan, kepuasan dengan nikmat yang telah tersedia  di bumi. Oleh, sesungguhnya  kekayaan yang sebenar adalah perasaan bahagia dalam keimanan kepada Allah. Seseorang boleh jadi amat miskin namun ia mencuba tampil sebaik-baiknya di hadapan manusia. Perhatikanlah firman Allah yang bermaksud: ......orang-orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya kerana memelihara diri dari meminta-minta (Al-Baqarah:273)

Oleh itu, sebagaimana Allah tidak memerlukan sesiapa pun selain diriNya sendiri, maka kita seharusnya tidak terlalu bergantung kepada makhluknya.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna
Pustaka Azhar, 2010

Aj-Jami’

Asma ul-Husna ke-87

Aj-Jami’ ertinya Allah Maha Mengumpulkan, Zat Yang  Mengumpulkan sebagaimana firmanNya bermaksud:

Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkaulah yang akan menghimpunkan sekalian manusia, untuk (menerima balasan pada) suatu hari (hari kiamat) yang tidak ada syak padanya, Sesungguhnya Allah tidak memungkiri janjiNya.
(Ali Imran: 9)

Maha Mengumpulkan
Aj-Jami’ berasal dari jami’ akar katanya, yang bererti mengumpulkan, menyatukan atau menggabungkan. Hari perkumpulan adalah hari pengadilan. Ia disebut demikian kerana Allah akan mengumpulkan seluruh makhlukNya dari generasi pertama hingga generasi terakhir, dari golongan jin dan manusia, semua penduduk langit dan bumi dan setiap hamba Allah dan perbuatannya, setiap penindas dan yang ditindas dan setiap hamba Allah dan perbuatannya, setiap penindas dan yang ditindas, dan setiap nabi dan kaumnya. Dia juga akan menggabungkan antara ganjaran bagi mereka yang menaatiNya dan hukuman bagi mereka yang menderhakaiNya.

Berjemaah

Merujuk kepada perkara ini, makasifat manusia yang kelapanpuluh tujuh dengan bercermin pada Asma ul-Husna ialah berjemaah dan bersatu padu dengan kaum muslimin, tidak bercerai berai yang  menyebabkan hilangnya kekuatan kaum muslimin.

Kalau dikatakan Allah itu bersifat Aj-Jami’, ertinya Maha Mengumpulkan, maka termasuk di antara makna mengumpulkan ialah menghimpun jemaah kaum muslimin di dalam satu barisan, yang disebut dengan Saf sebagaimana saf di dalam solat berjemaah di masjid.

Sesiapun yang berpengetahuannya sempurna dan akhlaknya baik berhak untuk disebut jami’. Atas alasan ini, seorang yang sempurna adalah orang yang tidak memadamkan cahaya kesolehan dengan cahaya pengetahuan.

Wallahu ’alam

Adil Akhyar
Kehebatan berzikir dengan Asma ul-Husna

Pustaka Azhar, 2010