Saturday, August 16, 2014

Keunggulan peria di atas wanita

Pengajian ke-12

a) Diriwayatkan oleh Siti A’isyah ra bahwa rasulullah saw bersabda : Tidak seorang wanita berhaid melainkan haidnya menjadi penebus dosa bagi dan apabila ia membaca tahmid dan istiighfar pada hari pertamanya ia dipastikan oleh Allah bebas dari neraka, melintasi sirath, aman dari azab dan diberinya untuk tiap satu hari satu malam tingkat empatpuluh syahid selama ia ingat dan berzikir pada Allah di masa haidnya.

b) Diriwayatkan oleh Abdullah b Mas’ud ra bahwa rasulullah saw bersabda: Jika seorang perempuan mencuci pakaian suaminya, Allah mencatat baginya seribu pahala dan mengampuni duaribu dosa dan meminta ampun baginya segala sesuatu yang disinari matahari serta diberikan seribu tingkat .(Diriwayatkan oleh Abu Mansur dalam Musnad Alfirdaus)

c) Diriwayatkan oleh saidina Usman bin Affan ra bahwa rasulullah saw bersabda: Tiada seorang perempuan yang berkata pada suaminya: Aku tidak melihat kebaikan daripadamu, melainkan disia-siakan oleh Allah amal ibadahnya selama tujuh puluh tahun walaupun ia berpuasa di waktu siang dan beribadah di waktu malam.

d) Diriwayatkan oleh Abdullah b Umar ra bahwa rasulullah bersabda: Andaikata semua emas dan perak yang ada di bumi dibawa oleh seorang perempuan ke rumah suaminya dan dengan bangga dan menyombongkan diri berkata pada suami: Siapakah engkau? Sesungguhnya harta ini adalah hartaku dan engkau tidak mempunyai harta, maka  Allah akan menyia-nyiakan amal si isteri tadi walaupun banyak.

e) Datanglah suatu waktu Siti Fatimah ra mengunjungi rasulullah dengan wajah pucat dan air mata bercucuran. Kenapa dan gerangan apa yang menganggu perasaanmu, hai anakku? Tanya rasulullah saw.

Ya Rasulullah! Jawab Siti Fatimah, terjadilah semalam sewaktu Ali dan aku lagi bergurau dan bercakap-cakap bahwa dari mulutku telah terselip sepatah-kata yang membikin ia marah, maka menyesal dan bersedihlah aku dan mencoba berusaha menghilangkan amarahnya Ali dengan merayu dan mengelilinginya tujuh puluh dua kali, sampai aku melihat ia sudah meridhoi dan ketawa di mukaku. Tetapi walaupun ia sudah ridho dan hilang marahnya aku masih tetap takut pada Allah karena kelakuanku itu.

Hai anakku!, bersabda rasulullah, demi Allah yang telah mengutusku sebagai nabi, andaikata engkau mati sebelum diridhoi oleh Ali tidaklah aku akan menyembahyangi mayatmu. Tidaklah engkau ketahui, hai anakku, bahawasanya ridho suami adalah ridho Tuhan dan marahnya suami adalah marah Tuhan. Hai anakku! Perempuan manapun yang beribadah seperti ibadahnya Siti Maryam binti Imran tetapi tidak diridhoi oleh suaminya tidak akan diterima ibadahnya oleh Allah swt. Hai anakku! Sebaik-baik amal perbuatan wanita ialah mentaati suaminya dan sesudah itu tidak ada pekerjaan lebih afhal bagi wanita daripada duduk menenun(menjahit). Hai anaku! Sejam duduk menjahit(menenun) adalah lebih baik bagi wanita daripada beribadah setahun dan Allah akan mencatat bagi mereka pahala seorang syahid untuk tiap-tiap jenis pakaian yang dirajut, ditenun dan dijahit. Hai anakku! Orang perempuan yang merajut, menenun untuk pakaian suami dan anak-anaknya diwajibkan ia masuk syurga dan diberi oleh Allah kota di syurga untuk tiap orang yang memakai pakaian dari hasil kerjanya.

Wallahu ’alam

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 1
Surabaya, 1977

No comments:

Post a Comment