Sunday, January 27, 2013

Rabiul Awal : Dalam catatan seorang Abid


Seluhur selawat yang kurimbunkan di perkebunan
cinta ini
adalah aksara paling lunak
yang menggemai
malam-malam sunyiku
saat betapa di gua pengap batini
menadah qasidah agung
merawat sekujur diri
dengan penawar sirah
dari lembar kisah
yang terpetik dari rehal ceritera
seorang Muhammad yang
mewarnakan tanah
dengan seputih luhur muhasabah
di tanah suci Mukkaramah.

Dialah baginda yang
membaca peta gurun
di hampar kerikil dan pepasir
saat meninggalkan telapak
rindu di mata sahabat
kala hijrah mengirimkan janji
di negeri Munawwarah
demi kentalnya takwa yang
tidak pernah gersang
walau disergah ancam dan dendam
di hujung runcing
pedang sang seteru
saat Badar menyaksikan
agungnya perjuangan
demi genggam keberanian
sebuah kemenangan.

Di pangkal lidah usia
saat matahari zaman jauh
menyebarkan waktu yang bersisa
kita membancuh lagi halkum
mewarnakan cinta
dengan untai makna
di Rabiul Awal ini
tatkala rangkap selawat bersahutan
panjang dan berulang-ulang menusuk indera
kebenaran
mencari suluh cinta
menggilap takwa dalam
derap kembara
di tanah hayat yang seketika.

Husna Nazri
Kemaman
BH, 27 Jan 2013

No comments:

Post a Comment