Tuesday, February 24, 2015

Pahala solat Jumaat

Pelajaran 66

a) Diri’wayatkan bahwa Maisarah bercerita: Tatkala aku melalui kuburan orang-orang Islam, aku memberi salam: Assalamu’alaikum ya ahlalgubur, kamu telah mendahului kami dan kami akan menyusul. Semoga Allah memberi rahmat kepada kamu dan kami serta mengampuni kami dan kamu. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kubur : Alangkah bahgianya kamu yang masih hidup, kamu dapat melakukan haji empat kali sebulan. Aku bertanya: Bagaimana kami melakukan demikian? Dijawab oleh suara tadi : Ialah tiap solat Jumaat kamu sama dengan satu haji yang mabrur, sayang kami tidak dapat mengelilingi masjid-masjid kamu untuk melihat dan menyaksikan amal-amal kamu dan mendengar zikir-zikir kamu, akan tetapi kami telah puas dengan doa kamu yang selalu diucapkan untuk kami dengan kata-kata Rohimallahu Fulanan.

b)  Bersabda rasulullah saw: Telah datang kepadaku Jibril membawa sebuah cermin, lalu mengatakan kepadaku: Inilah hari Jumaat, Tuhan menghidangkannya kepadamu sebagai hari raya bagimu dan umatmu, sedang titik yang terdapat di tengahnya ialah sejam dari duapuluh empat jam, pada saat mana doa seseorang dari pada umatmu akan diterima oleh Allah, kerana hari itu adalah yang termulia di antara hari-hari lain.

c) Diriwayatkan bahwa nabi Musa pergi suatu ketika ke gua Baitul-Magdis, di mana ia melihat sekelompok manusia beribadah sejak tujuh puluh tahun, makanannya dari tumbuh-tumbuhan dan minumnya dari air hujan. Melihat keadaan umatnya begitu giat beribadah, ia merasa gembira dan puas hati, lalu Allah mewahyukan kepadanya: Ya Musa! Bagi umat Muhammad pada suatu hari di mana dilakukan solat dua rakaat, adalah lebih baik dari  ibadah kaummu itu semua. Hai apa itu ya Tuhanku? Tanya Musa. Ialah hari Jumaat, firman Allah. Kemudian Musa mengharapkan dikaruniai hari seperti hari itu. Maka berfirmanlah Allah: Bagimu hai Musa hari Sabtu, Ahad bagi Isa, Isnin bagi Ibrahim, Selasa bagi Zakaria, Rabu bagi Yahya, Khamis bagi Adam dan Jumaat bagi Muhammad saw serta umatnya.
(Zubdatul-Wa’idhin)

Wallahu ’alam

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 2
Surabaya, 1977

No comments:

Post a Comment