Thursday, September 15, 2016

Petikan Khutbah Arafah 2016 (2)

Saudaraku sekalian;

Allah Maha Mendengar, Allah Maha Tahu siapa diri kita. Entah mengapa Allah menampilkan kita ada di tempat ini. Hanya rahmat Allah lah sesungguhnya yang menghantar kita ke sini. Marilah kita syukuri kesempatan berada di tanah yang penoh barokah ini.

Syukur yang pertama adalah marilah kita bersumpah pada diri kita tidak akan lagi berbuat musrik. Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ’alaa kulli syai-in qadir. Jangan pernah kita menuhankan lagi duniawi ini hadirin.

Jangan pernah menuhan apapun, siapa pun seperti selama ini. Dunia ini adalah kurnia Allah yang sangat rendah, nikmat yang sangat remeh. Andai dunia ini ada harga sesayap nyamuk sahaja orang-orang yang kufur itu tidak akan diberi minum walaupun seteguk pun jua. Walhal dunia ini ada harga sesayap nyamuk saja, orang-orang engkar itu tidak akan diberi minum. Bagaimana  mungkin Allah yang sudah memberi kurnia yang tiada bertepi lalu kita malahan menuhan duniawi ini, menuhankan harta, menuhankan gelaran, pangkat, jabatan, kedudukan, pujian, penilaian makhluk. Bukankah ini semua pengkhianatan kufur nikmat?.

Hadirin;

Kalau pun Allah memberikan dunia kepada kita, demi Allah itu adalah nikmat terendah. Jangan pernah bangga dengan topeng yang ada melainkan jadikan topeng ini benar-benar amanah yang kita pertanggongjawabkan dengan penoh berat dan rasa malu.

Marilah kita bertekad saudaraku, sepulang dari tempat ini jangan pernah mahu menjadi hamba apapun selain daripada jadi hamba Allah. Jangan jadi hamba syahwat, jangan jadi hamba nafsu, hamba amarah, hamba kekaguman orang. Demi Allah, cukup bagi kita. Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah. Cukuplah bagi kita menjadi hamba Allah. Itulah syukur.

Siapa pun yang sepulang haji ini masih lagi menjadi pencinta dunia, dia kufur nikmat, Dunia ini diciptakan oleh Allah untuk jadi pelayan kita bukan untuk jadi Tuhan kita. Semoga Allah Yang Maha Mendengar menitipkan dunia sebagai pelayan kita untuk mengabdikan kepada Allah swt. Aaameen Ya Rabbal Alameen.

Syukur yang selanjutnya adalah, ingatlah hadirin, nikmat Islam adalah nikmat yang sangat mahal. Kita harus benar-benar menjadi hamba Allah yang meniru dan meneladani rasulullah saw. Jangan biarkan kita mengidolakan selain daripada rasul. Sibok meniru, mengagongi selain rasul. Harusnya kita bangga jadi orang Islam. Keluarga kita itu bangga jadi orang yang diberi hidayah. Itulah syukur.

Orang yang syukur sesudah daripada tempat ini pasti belajar tentang rasulullah, belajar bagaimana menjadi Islam yang baik. Kita harusnya menjadi orang yang bersyukur dan bangga ditakdirkan jadi orang yang diberi hidayah. Lihatlah berapa banyak orang yang hanya bangga dengan duniawi, bangga dengan kesesatan, bangga dengan kemaksiatan, bangga dengan keengkaran. Kita seharusnya menjadi orang yang bersyukur oleh Allah diberikan jalan hidayah.

Marilah kita jadikan keluarga kita, keluarga pencinta Islam, hidup dalam Islam, istiqamah dalam Islam, membela Islam dan wafat semuanya sebagai seorang  Islam. Aameen Ya Allah Rabbal alameen.

Bentuk syukur lainnya hadirin adalah marilah kita tafakuri orang-orang yang berbuat baik kepada kita yang menjadi jalan dari Allah. Syukur adalah syukurillaah syukurinass. Kenanglah lewat siapa yang Allah ciptakan kita, kenangilah ibu dan bapa kita. Bagaimanapun keadaannya, merekalah yang jadi jalan kita ada di dunia ini. Kekurangan apa pun yang ada pada orang tua kita seharusnya kita jadi orang yang ada paling depan, yang paling menghiba kepada Allah agar orang tua kita selamat. Seharusnya kitalah orang yang berada di barisan yang paling depan yang memohon kepada Allah agar orang tua kita mendapat hidayah, taufik, agar orang tua kita diampuni, disayangi, agar orang tua kita bahagia.

Kitalah orang yang ada di paling depan agar orang tua kita selamat dunia akhirat. Agar akhir hayatnya husnul katimah. Itulah syukur. Agar kubor oang tua kitalapang dan nyaman. Itulah syukur agar orang tua kita tidak terbenam ke dalam neraka. Itulah perjuangan yang syukur kepada Alla. Siapa pun yang menganggap remeh bakti kepada orang tua dia kufur nikmat, kerana orang tua sudah menjadi jalan kita ada di dunia ini.

Kenanglah guru-guru kita, para ustaz, ulamak atau siapa pun yang oleh Allah dijadikan jalan sehingga kita tahu kebenaran. Jika tidak kita ada di dalam kesesatan. Lihatlah orang-orang yang tidak mengenal kebenaran, bagaimana kalau kita yang seperti itu. Maka syukuri kehadiran orang-orang, guru-guru kita, sahabat-sahabat kita yang menunjuki jalan kebenaran. Jalan daripada Allah agar kita mengenal Allah, jalan dari Allah agar kita mengenal bagaimana hidup di jalan Allah.

Bagaimana bisa pulang selamat? Betapa kita sering meremehkan orang-oang yang menjadi jalan hidayah pada hal tanpa hidayah hidup kita dalam kehinaaan dan kesesatan. Nauzubillahi mizalik.

Kenanglah saudaraku sekalian, sebagai syukur kita kepada Allah adalah balaslah sekuat tenaga balas,balas kebaikan orang. Jangan pernah hidup hutang budi kerana orang yang paling tahu terima kasih pada manusia, itulah orang yang paling bersyukur.

Dan yang terakhir sebelum kita tutup dengan doa, jadikan semua kurnia yang Allah berikan ini menjadi jalan pendekat kita kepada Allah. Marilah kita lihat harta yang Allah titipkan sebagai bekal pulang kita. Harta hanya baru manfaat untuk kita bila kita bersihkan dengan mula berzakat. Mula perbanyak sedeqah, mula perbanyak amal jariah. Itulah sebetulnya orang yang bersyukur.

Harta tidak akan mengangkat darjat kita, tidak akan membahagiakan kita, tidak akan menyelamatkan kita kecuali harta kalau dipakai di jalan Allah.Pastikanlah sepulang dari tempat ini, daripada banyak barang tidak manfaat di rumah, lebih baik manfaat di sisi orang lain. Daripada rumah tidak manfaat lebih baik diisi oleh para penghafal Quran, oleh orang-orang yang memerlukan. Daripada hanya wang disimpan ditabungan lebih baik di jalan makan orang-orang yang lapar, jalan biasiswa adik-adik kita yang tidak dapat ilmu.

Marilah saudaraku sekalian, diumur yang tersisa ini, kita tidak tahu akan kembali lagi ke sini atau tidak, ini yang terakhir kalinya kita berada di sini. Kita bertekad sepulangnya dari sini benar-benar menjadi orang yang bersih tauhidnya, lurus akidahnya, benar-benar hidupnya di jalan Allah dan manfaat.Khairullaah walkhairunass. Sebaik-baik haji ialah haji yang paling banyak manfaat. Tidak ada guna itu ilmu, tidak ada guna itu harta, tidak ada guna itu tubuh, tidak ada guna pengalaman, wawasan kecuali kalau manfaat.

Marilah detik demi detik yang kita miliki kita gunakan untuk manfaat sebesar-besarnya. Barulah insyaallah kita termasuk orang yang bersyukur dan syukurlah yang membuat kita dijamin oleh Allah untuk diberi nikmat lain.

KH Abdullah Gymanastiar
Arafah
11 September 2016

No comments:

Post a Comment