Monday, March 9, 2015

Pahala membaca surat Al-Ikhlas


Pelajaran 75

a) Berkata rasulullah saw kepada Siti A’isyah ra: Janganlah tidur hai A’isyah! Sebelum mengerjakan empat perkara: Mengkhatamkan Al-Quran, menjadikan para nabi pemberi syafaat bagimu, menjadikan para muslimin meredhai engkau dan melakukan haji dan umrah. Bertanya A’isyah: Bagaimana aku dapat sekaligus melakukan empat perkara itu? Seraya tersenyum, bersabda rasulullah: Bila engkau membaca surat Al-Ikhlas, maka seakan-akan engkau telah mengkhatamkan Al-Quran, bila engkau berselawat untukku dan untuk nabi-nabi sebelum aku, maka engkau telah menjadikan kami pemberi syafaat bagimu, bila engkau beristighfar untuk para mu'minin, maka engkau telah menjadikan mereka meredhai engkau dan bila engkau membaca tasbih, tahmid, tahli dan Allahu Akbar maka engkau telah melakukan ibadat haji dan umrah.
(Tafsir Hanafi)

b) Diriwayatkan oleh Ali b Abi Talib ra bahwa rasulullah saw bersabda: Barangsiapa membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali sesudah solat subuh (Dhuha) tidak akan dihinggapi dosa walaupun dipaksa oleh syaitan.

c) Diriwayatkan oleh Anas b Malik ra bahawa rasulullah saw bersabda: Barangsiapa membaca surat Al-Ikhlas sekali, ia seakan-akan telah membaca sepertiga Al-Quran dan barangsiapa membacanya dua kali ia laksana membaca dua pertiga Al-Quran dan barangsiapa membaca tiga kali ia laksana telah membaca Al-Quran seluruhnya. Dan barangsiapa membacanya sepuluh kali, dibangunkan baginya sebuah rumah dari ya’qut merah di syurga.

d) Dihikayatkan bahwa ada seorang soleh bermimpi melihat seratus ekor burung merpati tanpa kepala. Ia bertanya kepada salah seorang yang biasa memberi tafsirannya impian, yang mengatakan kepadanya. Mungkin engkau membaca surat Al-Ikhlas tanpa Bismillah. Betul, kata orang itu.
(Tafsir Hanafi)
e) Diriwayatkan bahwa seorang datang kepada rasulullah saw mengeluh tentang kemiskinan yang ia derita. Rasulullah saw bersabda kepadanya: Bacalah surat Al-Ikhlas bila engkau masuk rumahmu. Maka setelah menjalankan ajaran rasulullah itu, Tuhan meringankan serta meluaskan rezekinya.

f) Bersabda rasulullah saw: Barang siapa membaca surat Al-Ikhlas di dalam waktu sakitnya yang membawa maut, tidak akan menjadi busuk jasadnya dan diamankan dari jepitan kubur dan akan didukung malaikat dengan sayapnya melalui sirath memasuki syurga.
(Tazkiratul Qurthubi)

g) Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra bahwa rasulullah saw bersabda: Tetkala aku di isra’kan ke langit, aku telah melihat Aresy terdiri dari tiga ratus enam puluh ribu sudut. Antara sudut yang satu dengan yang lain adalah sejauh perjalanan tiga ratus ribu tahun. Di bawah tiap-tiap sudut terdapat dua belas ribu padang pasir. Luas tiap padang pasir adalah dari masyriq sampai maghrib. Di tiap-tiap padang pasir terdapan lapan puluh ribu malaikat membaca surat Al-Ikhlas yang menghibahkan pahala bacaannya kepada orang-orang yang membacanya dari umat Muhammad, laki maupun perempuan.

Rasulullah yang melihat sahabatnya, merasa heran mendengar cerita itu bersabdalah beliau: Demi Tuhan yang nyawaku berada di tanganNya, bahwasanya ayat Qul Hu Allahu Ahad tertulis pada sayap Jibril, ayat Allahushshamad tertulis pada sayapnya Mika’iel, ayat  Lam yalid walam yulat tertulis pada sayapnya Izra’il dan ayat Walam yakun lahu kufu’an Ahad tertulis pada sayapnya malaikat Israfil as. Maka barangsiapa dari umatku membaca surat Al-Ikhlas diberinya oleh Allah pahala orang yang membaca kitab-kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Furqan;

Kemudian bertanya nabi Muhammad kepada sahabat-sahabatnya: Herankah kamu dari cerita ini? Ya, jawab para sahabat. Lalu bersabdalah rasulullah: Demi Tuhan yang nyawaku berada di tanganNya, bahawasanya ayat Qul Hu Allahu Ahad tertulis pada dahi Abu Bakar Assiddiq, ayat Allahushshamad tertulis pada dahi Umar Alfaruq, ayat Lam yalid walam yulat tertulis pada dahi Usman zinaurain dan ayat Walam yakun lahu kufu’an Ahad tertulis pada dahi Ali Ibnu Abi Talib.
Maka barang siapa membacanya diberinya oleh Allah SWT, pahala Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali ra.
(Hayatul-Qulub)


Wallahu ’alam

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 2
Surabaya, 1977

No comments:

Post a Comment