Wednesday, March 6, 2013

Puisi Permata Budi (14)


Laki-laki tua kita

Akar peribadinya masih kukuh
biar seorang diri menghunus keris
kepintarannya menangkis dendam
ketika diuji oleh pendekar atau dalang.

Berdiri dengan peribadimu
keras dan cekal
lembut tetapi bijaksana
menabiri luka dengan kiasan
mengusir pahit dengan senyuman.

Pinggir kampung ditembusi
benteng maruahnya telah diuji
halaman rumahnya telah dicerobohi
oleh sejumlah birokrasi
membuka uncang segumpal umpan
menabur permata di hujung kakinya.

Laki-laki tua itu tetap setia
kepada rumah dan pusaka moyangnya
dan amanah yang digenggamnya
dengan darah ia bertahan
dengan seluruh jiwa raganya.

Ahmad Sarju
Januari 1992

No comments:

Post a Comment