Thursday, March 7, 2013

Puisi Permata Budi (17)


Penyair dengan puisinya

Dipilih daripada segala kata-kata
diatur bilah-bilah percakapan
digali khazanah sumber sejarah
yang tersembunyi di bawah lidah
tukang karut atau seri panggung
atau pemahir bangsawan
yang menitipkan jarum makna
pengertian segala seloka madahnya.

Aku belajar daripada segala keanehan
puisi seperti perigi bestari
kilau cahaya memercikkan keajaiban
titisan madu menemukan nikmat
mencari erti puisi
bukan seperti mendakap mimpi
melerai resah membuai gundah.

Penyair itu meekuni puisinya
dengan kata-kata makna
setelah dengan segala kepayahan
mengutip titisan darah pahlawan
yang sering dilupai
oleh bangsanya sendiri.

Puisi itu terlalu pahit untuk ditelan
menjemukan mereka yang tak mengerti
puisi itu terlalu tajam kepada yang tertikam
pembela yang menyembunyikan kejahatannya
pejuang yang memalsukan keadilannya.

Puisi itu kata-kata kebenaran
kata-kata yang berani
pedang yang memenggal kezaliman
keris yang menembusi dada pembelot
puisi itu adalah kata-kata indah
lembut memaut kemesraan
wangi menyemarakkan cinta murni
kerana yang mengerti puisi itu
adalah bestari yang berakal budi.

Aku adalah antara mereka
pengukir puisi mencari kebenaran
pelukis kata-kata mencari keadilan
dengan kata-kata
dengan segala jiwa raga.

Ahmad Sarju
November 1993

No comments:

Post a Comment