Senja tiga puluh satu Disember
sering membenamkan malamnya
naik fajar tahun Masihi baru
terbuka tersimbah aneka pilu
ambang resah kepada yang tahu
merenggut ruang ke dada media
menayang murah dagangan pasar raya
ibu bapa sibuk masalah anak sekolah
pengguna berlumba mencari yang mewah
menukar itu dengan ini meriah ghairah
hangar kota-kota
manusia berkampung
pernah terpalit
perit derita berkunjung
akal budi kufur
datang berselindung.
sukar diajak
sesama kenangi sayu
darah luka memori
memercik
penjuru kehidupan
jadi terbalik
kabut jalan bela
sengsara gelita
padam sinarnya
tanpa titik bicara
di imbasan rupa
kita dipaksa cara
terjerat Muslimin
tidak bergerak
dibelenggu
demokrasi – kapitalisme Iraq
bumi keramat
Palestin belum berganjak
kaku diri di
pintu khilaf siasah umat
terjemahan diri
berisi tafsiran Barat
setiap ucapan dan
tulisan yang jadi citra
seruan
ideologi syaitan bergema di jiwa
ditemboki
demokrasi mengadang nikmat
nusa lebur di
gengaman pengkhianat
Tahun baru Masihi
manusia
kehilangan insani
padahal di
gerbang sanat Hijrah
manusia kembali
kepada fitrah.
A Aziz Deraman
Mahligai Kencana, DBP 2009
No comments:
Post a Comment