Pengajian ke-11
Dikatakan bahwa kata Rajab terdiri dari tiga huruf; Ra menunjukkan rahmat
Tuhan. Ja menunjukkan dosa dan maksiat hambanya dan Ba menunjukkan barakahnya
Tuhan, seakan-akan Allah berfirman: Hai hambaku! aku telah menempatkan dosa dan
maksiatmu di antara barakah dan rahmatKu, maka tidak akan dicatat lagi bagimu
dosa ataupun maksiat karena kehormatan bulan Rajab (Majalisul-Abrar).
Diceriterakan bahwa bulan Rajab sesudah berakhir naiklah ia ke langit dan
ditanya oleh Tuhan: Apakah mereka menyintaimu dan menghormatimu? Lalu berkata
si Rajab setelah Tuhan mengulangi pertanyaanNya kedua dan ketiga kali: Ya
Tuhanku! Engkaulah penutup segala aib dan memerintahkan hambaMu menutup aib
sesamanya. RasulMu memberi julukan tuli padaku. Aku telah mendengar taat dan
ibadah hamba-hambaMu dan tidak mendengar maksiatnya. Kemudian Allah swt
berfirman: Engkau adalah bulanKu beraib dan hamba-hambaKu pula beraib. Aku
telah terima mereka dengan segala aib-aibnya demi kehormatanmu sebagaimana Aku
telah menerimamu dengan aibmu dan dengan satu penyesalan Aku mengampuni mereka
dan tidak mencatat maksiat-maksiatnya.
Dikatakan bahwa bulan Rajab mendapat julukan TULI, karena dalam bulan itu
para malaikat yang bertugas mencatat amal-amal manusia, hanya mencatat
amal-amal kebajikan dan tidak mencatat kejahatan dan maksiat berlainan dengan
bulan-bulan lain di mana kebajikan dan kejahatan dicatat bersama. Karena dalam
bulan Rajab mereka tidak mendengar kejahatan atau maksiat yang dicatat.
(Misykattul-Anwar)
Menurut Abu Muhammad Alkhallal, bahwa Ibnu Abbas ra berkata: Puasa hari
pertama dari bulan Rajab bererti tebusan dosa tiga tahun, hari kedua tebusan
dosa dua tahun dan hari ketiga tebusan dosa setahun dan selanjutnya tiap hari
ialah tebusan dosa sebulan. (Jami’ Saghir)
a) Diriwayatkan bahawa rasulullah saw bersabda: Takbir pertama dalam
sembahyang yang dicapai oleh orang mu’min di belakang imam lebih baik baginya
dari seribu haji dan umrah, memperoleh pahala seperti orang yang menyedekahkan
emas seberat gunung Uhud kepada orang-orang miskin, tercatat baginya ibadah
setahun untuk tiap rakaat, diberinya oleh Allah dua kebebsan, kebebasan dari
neraka dan kebasan dari sifat munafiq dan tidak keluar dari dunia kecuali sudah
melihat tempatnya di syurga serta akan masuk syurga tanpa melalui hisab.
Terdapat khilaf di antara ahli tafsir tentang batas takbir pertama itu,
Sebagian berpendapat bahwa batasnya sampai selesainya imam membaca fatehah dan
sebagian berpendapat sampai imam memulai pembacaan fatehah. (Majalisul Anwar).
b) Diriwayatkan bahwa rasulullah saw bersabda: Barangsiapa bangun malam
untuk ibadah pada malam pertama dari bulan Rajab tidak akan mati hatinya jika
ha ti-hati lain mati dan Allah menuangkan kebajikan di atas kepalanya, bebas
dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya dan memberi syafaat
kepada tujuh puluh ribu ahli ma’siat yang sudah patut masuk neraka. (Lubbul
Albab).
c) Diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa rasulullah bersabda: Barangsiapa di
suatu malam dari bulan Rajab bersembahyang duapuluh rakaat dengan membaca di
tiap-tiap rakaat surat Alfatehah dan surat Al-Ikhlas dan bersalam sepuluh kali
dilindungi oleh Allah dia dan keluarga serta anak-anaknya dari bala’ didunia
dan adzab di akhirat. (Zubdah).
d) Diriwayatkan bahwa rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Rajab adalah
bulan Allah yang tuli. Barangsiapa dalam bulan ini berpuasa sehari dengan penuh
iman dan ikhlas, patut memperoleh ridha Allah yang terbesar dan siapa berpuasa
dua hari tidak dapat digambarkan oleh ahli langit dan bumi apa yang tersedia
baginya di sisi Tuhan, dan barangsiapa berpuasa tiga hari diselamatkan dari
segala bala’ di dunia dan azab di akhirat dan dari penyakit gila, kusta, sopak
dan dari fitnahnya Dajjal dan siapa puasa tujuh hari tertutup baginya tujuh
pintu neraka dan siapa berpuasa delapan hari terbuka baginya delapan pintu di
syurga dan siapa berpuasa sepuluh hari segala apa yang diminta dari Allah akan
diberinya dan siapa berpuasa limabelas hari diampuni oleh Allah segala dosanya
yang sudah lalu dan digantinya dengan kebajikan dan barangsiapa menambah akan
ditambah pahalanya oleh Allah.
Wallahu ’alam
H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 1
Surabaya, 1977
No comments:
Post a Comment