Pelajaran ke-14
a) Diriwayatkan oleh Siti A’isyah ra bahwa rasulullah saw bersabda: Jika
orang-orang mu’min akan dimasukkan syurga, datanglah pada mereka malaikat yang
diutus oleh
Tuhan dengan membawa hadiah-hadiah dan pakaian dari syurga.
Hadiah-hadiah mana berupa sepuluh cincin yang terukir dengan tulisan-tulisan
yang berbunyi berbeda-beda: Pada cincin pertama tertulis: Salam bagimu masuklah
dan kekal di dalamnya, cincin kedua: Masuklah dengan selamat dan aman, cincin ketiga:
Tersingkirlah dari padamu segala susah dan duka, cicin keempat: Kami memberi
kamu pakaian-pakaian, cincin kelima: Kami kawinkan kamu dengan
bidadari-bidadari, cincin keenam: Kami telah mengganjar mereka karena
kesabarannya, merekalah yang beruntung, cincin ketujuh: Kembali kamu menjadi
muda dan tidak akan menjadi tua selama-lamanya, cincin kedelapan: Kamu dalam
keadaan aman dan tidak akan mengalami ketakutan untuk selama-lamanya, cincin
kesembilan: Kamu berteman dengan para nabi-nabi, para siddjiqin, para syuhada
dan para orang saleh dan cincin kesepuluh: Kamu berada di sisi Tuhan Maha
Pengasih lagi pemilik Aresy Maha mulia dan agung. Demikianlah sesudah
diperlihatkannya hadiah-hadiah itu oleh si malaikat, masuklah para mu’minin ke
pintu syurga sambil berkata: Segala puji bagi Tuhan yang telah menghilangkan
kesusahan kami. Sesungguhnya Tuhan kami Maha Pengampun dan Maha Bersyukur.
(Safinatul Abrar)
b) Bercerita Mugatil: Sepuluh ekor binatang masuk syurga: Anak sapi
Ibrahim, domba Ismail, unta Saleh, Ikan Yunus, sapi Musa, keldai Uzair, semut
Sulaiman, burung Hud hud Balgis, anjing ahli kahfi dan bouraq Muhammad saw.
Kesemuanya akan berbentuk domba. Kemudian dilakukan peradilan di antara
hamba-hamba Tuhan, maka tiada suatu malaikat yang terdekat, nabi yang diutus
atau seorang syahid yang menyangka akan selamat dari kepedihan azab dan hisab
dan dari keseraman hari itu (hari Qiamat) kecuali mereka yang dilindungi oleh
Allah. (Misykatul Anwar)
c) Bercerita Alhasan Albashri: Aku melihat Bahram Al-ajami pada suatu hari
menggali beberapa kuburan dan mengeluarkan dari dalamnya beberapa kerangka
kepala mayat! Dikumpulkannya kerangka-kerangka itu dan satu persatu ditusukkan
sebatang lidi ke lobang telinga tiap-tiap kepala. Jika lidi yang ditusukkan
tidak dapat masuk lobang telinga atau masuk tetapi tetapi terus menembus sampai
keluar dari telinga yang lain, maka kepala yang demikian dibuangnya jauh-jauh.
Sebaliknya kalau lidi masuk lobang telinga dan tertahan ditengah-tengah(tempat
otak) amaka kerangka kepala itu diciumnya dan ditanamnya kembali.
Atas pertanyaanku tentang erti dan maksud perbuatan itu, berkata Bahram:
Kerangka kepala yang dapat ditembusi oleh batang lidi dari telinga yang satu ke
telinga yang lain adalah kepala orang yang telah mendengar nasehat dan kata-kata
yang haq masuk dari telinga satu dan keluar dari telinga yang lain sehingga
tidak melekat di otaknya.Orang yang demikian tidak dapat diharapkan
kebaikannya, sedang kepala yang lobang telingannya tidak dapat dimasukki lidi,
ialah kepala orang yang tidak mendengarkan nasehat dan kata haq karena rebut
dengan kemauan dan hawa nafsunya. Juga orang ini tidak bisa diharap kebaikkannya.
Adapun kepala yang batang lidi tertahan di tempat otaknya, maka adalah kepala
orang yang mendengar dan mengamalkan nasehat dan kata-kata haq yang sudah
melekat di otaknya, maka ialah yang diterima oleh Allah, karenanya aku cium dan
tanam kembali. (Hayatul Gulub)
Wallahu ’alam
H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 1
Surabaya, 1977
No comments:
Post a Comment