Monday, June 1, 2015

Al-Habib Ali bin Ja’far Al-Aydrus

Batu Pahat, Johor Malaysia

 Semua diterimanya, tanpa peduli rupa apalagi harta. Ruang tamunya tidak pernah kosong dari ratusan botol air mineral para tetamu yang berharapkan keberkatan dari doa-doa yang dilafazkan. Meskipun amat banyak untuk ukuran seseorang yang seuzur beliau mendoakan satu per satu air itu penuh kekhhusukan. Dia benar-benar teramat santun kepada tetamunya.

Meskipun hidup penuh kesederhanaan, selalu diberinya wang pada para tetamu, bahkan jumlahnya terkadang tidak kecil. Jika berkunjung pada waktu makan, tetamu diizinkan pulang setelah menikmati bersamanya. Sebelum sang tetamu pulang, orang semulia dirinya ini justeru selalu meminta doa dari mereka

Antara petua yang selalu beliau sampaikan : Allah SWT adalah  Sang Khaliq. Manusia hanyalah makhluk, maka dari itu manusia perlu mematuhi apa pun perintah Sang Maha Pencipta. Bukanlah Sang Maha Pencipta yang mematuhi perintah manusia.

Perihal kesederhana beliau terlihat tatkala menerusi jendela rumah sederhana itu, sang cucu memandangi buah kelapa yang tergantung di pohon kelapa di sisi rumahnya. Memperhatikan hal itu, al-Habib Ali mendekati dan mengatakan kepadanya:  Apakah engkau menginginkan buah kelapa itu? Tunggulah sebentar, aku akan memintakan izin kepada sang pemilik tanah. Sebab aku hanya menyewa rumahnya, tanahnya tidak ikut aku sewa. Subhanallah....Rumah sederhana yang dia diami itu pun ternyata rumah sewa, bukan rumah miliknya!

Wallahu a’lam.

Mutiara Habaib Nusantara
Abdul Qadir Umar Mauladdawilah

No comments:

Post a Comment