Wednesday, December 24, 2014

Kesabaran nabi Ayub as (1)

Pelajaran ke-50

Aiyub bin Iesh bin Ishak. Ibunya adalah anaknya nabi Luth as. Nabi Aiyub beristerikan Rahmah binti Efraim bin Yusuf as. Ia menjadi kaya setelah mewarisi dari ayahnya suatu perternakan yang besar dan luas terdiri unta, kerbau, kambing, kuda, bighal dan hemar yang tidak terbilang banyaknya, sehingga ia merupakan orang yang terkaya pada waktu itu.

Tetkala ia diutus oleh Allah sebagai rasul kepada kaumnya di negeri Hauran, ia tidak mendapat tentangan dan perlawanan dari mereka ia diterima dengan baik kerana kedudukannya, nenek moyangnya dari jurusan ayah maupun ibu yang dihormati dan dimuliakan juga kerana kebijaksanaannya dan budi pekertinya serta lemah lembut perilakunya terhadap sesama kaumnya, sehingga ia menjadi seakan-akan seperti ayah yang penuh kasih sayang bagi anak-anak yatim , seperti suami yang baik bagi para janda, dan saudara bagi orang-orang yang lemah dan miskin.

Ia dari waktu ke waktu mengadakan jamuan makan bagi para fakir miskin dan tamu-tamu yang datang dari luar. Kebunnya yang penuh dengan rupa-rupa tanaman dan buah-buahan terbuka bagi umum, bagi siapa saja yang hendak memetik dan mengambilnya. Ia berpesan kepada wakil-wakilnya dan penjaga kebunnya agar berlaku baik dan tidak melarang siapa saja yang hendak menikmati hasil tanaman dan buah-buahan kebunnya itu. Ia walaupun tenggelam dalam kekayaan yang melimpah-limpah dan kebahagiaan duniawi yang tidak terhingga, tidak pernah lalai bersyukur kepada Allah dan tidak pernah lidahnya berhenti memuji-muji Allah dengan katanya: Ya Tuhanku! Inilah pemberianMu dan karuniaMu kepada hambaMu di dunia yang merupakan penjara ini, maka bagaimanakah pemberianMu kelak di syurga bagi hamba-hambaMu yang Engkau terima sebagai tamu-tamuMu yang mulia?

Wallahu ’alam

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 2
Surabaya, 1977

No comments:

Post a Comment