Sunday, May 3, 2015

Bisikan hati seorang guru tua

Di menara gading ini seorang guru tua
menatang wajah ke awan biru
melihat sandiwara hidup
mengolak detik-detik khayalan
kian terus membara
penuh pahit
penuh sengsara
mencengkam anak-anak nan gagal mencipta
memusnah membantut kreativiti
anak-anak yang kurang bernasib baik ini
berpusu-pusu bekerja melata apa saja
cukup sekadar keperluan pakai, makan dan minum
bukan apa!
peningkatan ilmu yang dimamah
tidak bisa menjadikan mereka selesa.

Di menara gading ini seorang guru tua
menatang wajah ke awan biru
mengharungi kepahitan terus-menerus
tetapi bagi sekian lama pengorbanannya
berdiri megah, berbaris segak ala tentera anak-anaknya
bukan apa!
Ilmu  di dada cukup sekadar membantu mereka
mempertahankan agama, bangsa dan negara tercinta.

Di menara gading ini seorang guru tua
menatang wajah ke awan biru
kepinginan ia syurga impian dan idaman
setelah sekian lama membasahi keringat
muncul lagi anak-anaknya
berjubah kemas segak
berjaya melepasi tembok ini.

Terukir senyum kemenangan di wajah tua ini
menara gagah itu menjadi saksi
segala penat lelah
menjernihkan bintik-bintik kejayaan
menghapuskan ranjau derita
ruang-ruang kepahitan terhapus sepi.

Kami tetap bersamamu
jasamu dikenang
ajaranmu menjadi panduan
senyumanmu menggembirakan
cebisan didikanmu menjadi pegangan
bersemadi hingga akhir hayat.

Arma Armi
Recsam Pulau Pinang
8 Dis 1988

No comments:

Post a Comment