Masa perjalanan bagi seorang musafir kehidupan seperti kita telah ditentukan oleh Allah SWT. Tahun-tahun itu adalah tempat persinggahan. Bulan adalah tahapan-tahapannya, hari-hari adalah jaraknya dan setiap nafas adalah langkah demi langkah kita.
Kita diciptakan untuk melalui enam tempoh perjalanan hingga sampai di tujuan akhirnya. Masa perjalanan pertama adalah dari tanah sebagai asal mula kehidupan menuju air mani. Perjalanan kedua, dari tulang sulbi ke rahim ibu. Ketiga, dari rahim ibu ke permukaan bumi (lahir). Keempat, dari permukaan bumi ke alam kubur. Kelima, dari alam kubur ke tempat perhitungan amal dan perjalanan keenam atau terakhir adalah dari tempat perhitungan amal ke negeri tempat tinggal abadi: syurga atau neraka.
Saat ini , kita telah menyelesaikan separuh perjalanan itu dan separuh perjalanan lainnya merupakan tempoh yang sulit.
Duhai orang yang selalu keluh kesah bila diterpa kesusahan, serahkan pengaturan hidupmu itu kepada Allah, nescaya engkau akan tenang. Engkau selalu meratap dan mengaduh, padahal engkau telah melupakan pekerjaan besar di waktu lalu. Kalau sekiranya engkau menyedari kesalahanmu, tentu jalan keluar dari masalah yang engkau hadapi akan lebih cepat diberikan padamu.
Ingatlah rantai kehidupan dunia itu akan terputus. Cukupkan dirimu di dunia dengan sesuap nasi sahaja. Ingatlah engkau akan mati.
Hasan al-Bashri pernah berseru : Wahai anak cucu Adam, lembaran-lembaran catatan perbuatanmu telah diturunkan dan dua orang malaikat yang mulia telah ditugaskan kepadamu. Salah satunya di sebelah kananmu dan yang lain ada di sebelah kirimu. Yang berada di sebelah kanan mencatat kebaikan-kebaikanmu, sedang yang di sebelah kiri mencatat perbuatan-perbuatanmu yang buruk.
Silakan engkau berbuat saja yang engkau mahu, sedikit atau banyak hingga engkau berpisah dengan dunia dan buku catatanmu itu ditutup lalu digantungkan di lehermu. Dan ketika di hari kiamat nanti buku akan dibuka, lalu dikatakan kepadamu :
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.
( al-Israa’ : 14 )
Wahai saudaraku, berlaku adillah, demi Allah, terhadap dirimu dalam bermuhasabah diri.
Wahai anak cucu Adam, ketahuilah bahawa engkau akan mati sendirian, masuk ke liang kubur sendirian, dibangkitkan sendirian dan mempertanggungjawabkan perbuatanmu sendirian.
Wahai anak cucu Adam, sekiranya semua manusia menaati Allah dan engkau sendiri yang menderhakaiNya, ketaatan mereka itu tidak ada gunanya bagimu.
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari perkara-perkara yang datang tiba-tiba. Aku melihat kematian telah kian dekat dan aku tidak akan luput darinya.
( Ibnul Jauzi )
No comments:
Post a Comment