Sunday, November 9, 2014

Tentang dunia, celanya dan fana’nya

Pelajaran ke-36

Diriwayatkan bahwa pada suatu hari putera saiyidina Umar Ubnul Khattab tiba di rumah menangis. Ia ditanya oleh ayahnya, apa yang menyebabkan ia menangis. Berkata puteranya mengeluh: Kawan-kawanku di sekolah pada mengolok-olokku menghitung-hitung tampalan-tampalan yang terdapat di pakaianku, berkata satu kepada yang lain: Lihatlah putera Amirul Mu’minin itu pakaiannya penuh tampalan.

Terdorong oleh kasih sayang pada puteranya, beliau mengirim surat kepada bendahara negara minta diberi hutang empat dirham dari kas Baitul mal dengan kesanggupan membayar kembali pada permulaan bulan dipotongkan dari gajinya.

Dalam surat balasan yang diterima dari bendahara negara terdapat kata-kata: Hai Umar! Adakah kepastian bahwa engkau akan hidup sampai permulaan bulan? Kalau sampai terjadi engkau mati sebelum melunasi hutangmu pada Baitul mal, apa engkau hendak berbuat?   
                                 .
Menangislah saiyidina Umar membaca surat bendahara itu, lalu berkata pada puteranya: Kembalilah engkau ke sekolah hai puteraku! Aku tidak mempunyai kepastian tentang rohku walau sejampun.
(Misykatul Abrar)

Dikatakan bahwa dunia itu seumpama ular, racunnya membinasakan tetapi dapat diambil manfaatnya untuk pengobatan. Maka siapa yang mengenalnya mengambil kemanfaatannya dan menghidari racunnya.

Wallahu ’alam

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 2

No comments:

Post a Comment