Monday, November 10, 2014

Maut

Pelajaran ke-37

Nabi Idris as dirindukan oleh malakul-maut, kerana kagum akan amalnya yang tiap malam dinaikkan kelangit sebanyak amal penduduk bumi. Si malaikat mohon izin dari Allah untuk mengunjunginya dalam bentuk manusia. Nabi Idris yang berpuasa sepanjang masa, bila tiba saat berbuka, datanglah seorang malaikat membawakan makanan syurga. Diundangnya si tamu untuk makan bersama-sama tetapi ditolak, kemudian ditinggalkanlah ia sendiri sementara nabi Idris melakukan ibadahnya hingga waktu fajar dan terbitnya matahari.

Tatkala nabi Idris hendak keluar,diajaknya si tamu itu pergi bersama melihat-lihat kota dan tibalah mereka di suatu ladang. Di ladang itu si tamu minta izin dari nabi untuk memetik suatu buah guna dimakan bersama. Oleh nabi Idris ditolak permintaannya seraya berkata: Subhanallah! Engkau menolak makanan halal yang ku tawarkan padamu kemarin dan sekarang ingin makan makanan haram.

Demikianlah keadaan berjalan sampai empat hari, di mana nabi Idris memperhatikan dan melihat hal-hal yang berlainan dan bertentangan dengan kelakuan manusia pada diri tamunya itu. Maka bertanyalah beliau: Siapakah sebetulnya engkau ini? Aku adalah malakul-maut, jawab si tamu. Engkaukan yang mengambil roh-roh? Tanya nabi Idris. Ya jawab si tamu. Sepanjang empat hari engkau di sini sudahkah engkau mengambil roh seorang tanya nabi Idris. Dijawab oleh malaikat: Sudah banyak roh yang ku ambil. Roh-roh makhluk dalam pandanganku sama dengan hidangan makanan yang aku ambilnya seperti emgkau ambil sesuap makanan.

Jika demikian, tanya nabi Idris datangmu ini untuk sembang atau mengambil roh. Aku datang sembang seizin Allah, jawab si malaikat. Aku ada satu permintaan dari padamu, hai malakul-maut iaitu ambillah rohku kemudian Allah menghidupkan aku kembali agar menyembahNya setelah aku merasakan pedih dan kesengsaraan maut. Aku tidak mengambil roh seseorang kecuali dengan izin dan perintah Allah, jawab si malaikat. Seketika itu juga tibalah wahyu Allah kepada malaikat untuk mengambil roh nabi Idris. Dilakukanlah perintah itu oleh si malakul-maut dan matilah nabi Idris pada saatnya.

Sesuai dengan pemintaan nabi Idris, maka bermohon malakul-maut itu kepada Allah sambil menangis agar nabi Idris dihidupkan kembali. Allah mengkabulkannya. Bagaimana engkau merasakan pedihnya maut. Dijawab nabi Idris, seribu kali lebih pedih  daripada sekiranya binatang dikupas kulitnya selagi hidup. Pada hal cara yang aku gunakan dalam pengambilan rohmu tidak pernah aku lakukan pada makhluk lain, halus, perlahan-lahan dan hati-hati.

Wallahu ’alam.

H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 2
Surabaya, 1977

No comments:

Post a Comment