Tuesday, August 16, 2011

Pelajaran Keempatbelas: Asy-Syarrah ( Keburukan )

Saudaraku yang mulia, hendaklah engkau menjauhkan diri dari menghamba perutmu. Sesungguhnya akibat buruk yang disebabkan oleh menghamba perut itu banyak sekali, seperti hina, bodoh, dungu dan sebagainya, bahkan termasuk bahaya paling besar yang menimpa manusia itu timbul dari mengikuti hawa nafsu perutnya.

Seandainya tidak ada kezaliman dari arah perut yang ditimbulkan oleh hawa nafsu makan, maka tidak akan terjerumus seekor burung pun ke dalam perangkap, bahkan tidak ada seorang pemburu pun yang menyiapkan perangkapnya.

Ketahuilah sesungguhnya perut itu mengandungi bahaya dan penyakit yang bermacam-macam. Sesungguhnya lapar itu mempunyai faedah dan manfaat yang banyak sekali. Kerana sesungguhnya lapar dapat menerangi hati, menyinari dan menerangkan fikiran bahkan akan menyampaikan seseorang kepada kelazatan dan keindahan yang hakiki dalam bermunajat, berzikir dan beribadah kepada Allah SWT.

Lapar juga akan mengingatkan seseorang kepada hari kiamat dan menampakkan kerendahan nafsu amarahnya serta memperlancar dan mempermudah untuk taat dan beribadah, sehingga dengan lapar seseorang menjadi ringan dan sihat badannya serta akan tersingkir dari berbagai macam penyakit.

Rasulullah Saw dalam sebuah hadisnya bersabda:  "Janganlah kalian matikan hati kalian dengan banyak makan dan minum, kerana sesungguhnya hati itu seperti tanaman yang akan mati apabila terlalu banyak disiramai air".

Oleh itu, wahai orang-orang yang mengikuti hawa nafsu perutnya dengan banyak makan, hendaklah kalian mengubati jiwa dan diri , jangan sampai terhalangi dari faedah-faedah dan manfaat lapar. Hendaklah mereka mengikuti tata cara para nabi, para ulama besar dan para urafa, kerana sesungguhnya tidak ada seorang pun yang akan mencapai darjat yang tinggi tanpa memperhatikan rasa lapar. Hendaklah mereka memilih antara berteman dengan para malaikat dengan melalui rasa lapar daripada berteman dengan binatang-binatang yang selalu berteman dengan biji-bijian.

( 50 Butir Permata Budi ; Syaikh Abbas Al-Qummy )

No comments:

Post a Comment