Thursday, January 20, 2011

Meraih Cinta Ilahi

Rahasia haji dari Al-Ghazali sebetulnya menggambarkan perspektif sufi. Ratusan tahun sebelum Al-Ghazali lahir, Ja’afar Al-Shadiq ra., tokoh besar dalam dunia tasawuf, memberikan nasihat kepada para jamaah haji, seperti berikut:-

“Jika engkau berangkat haji, kosongkanlah hatimu dari segala urusan.
Hadapkanlah dirimu sepenuhnya kepada Allah swt.
Tinggalkan setiap penghalang; dan serahkan urusanmu kepada Penciptamu.
Bertawakallah kepada-Nya dalam setiap gerak dan diammu.
Berserah dirilah kepada ketentuan-ketentuan-Nya, hukum-hukum-Nya, dan takdir-Nya.
Tinggalkan dunia, kesenangan, dan seluruh mahluk.
Keluarlah dari kewajiban yang dibebankan kepadamu dari mahluk Tuhan.
Janganlah bersandar kepada bekalmu. kenderaanmu, sahabatmu, kekuatanmu, kemudaanmu, dan kekayaanmu.

Buatlah persiapan seakan-akan engkau tidak akan kembali lagi.
Bergaullah dengan baik, jaga waktu-waktu dalam melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Allah swt dan sunnah Nabi saw berupa adab, kesabaran, syukur, kasih-sayang, kedermawanan, mendahulukan orang lain sepanjang waktu.
Bersihkan dosa-dosamu dengan air taubat yang ikhlas.

Pakailah pakaian kejujuran, kesucian, kerendahan hati, dan kekhusyukan.
Berihramlah dengan meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi kamu mengingati Allah dan mencegahmu dari mentaati-Nya.
Ber-talbiahlah kamu dengan menjawab panggilan Allah swt dengan ikhlas, suci, dan bersih dalam doa-doa kamu, seraya tetap berpegang pada tali Allah swt yang kokoh.

Bertawaflah dengan hatimu bersama para malaikat sekitar Arasy, sebagaimana kamu bertawaf dengan jasadmu bersama manusia di sekitar Baitullah.
Keluarlah dari kelalalianmu dan ketergelinciranmu ketika engkau keluar ke Mina.
Jangan mengharapkan apa pun yang tidak halal dan tidak layak bagimu.

Akuilah segala kesalahan di tempat pengakuan (Arafah).
Perbaharuilah perjanjianmu di depan Allah swt dengan mengakui keesaan-Nya.
Mendekatlah kepada Allah swt di Mudzalifah.
Sembelihlah tengkuk hawa nafsu dan kerakusan ketika engkau menyembelih dam.
Lemparkan syahwat, kekejian, dan segala perbuatan tercela ketika melempar Jamarat.

Cukurlah aib-aib lahir dan batin ketika mencukur rambut.
Tinggalkan kebiasaan menuruti kehendakmu dan masuklah kepada perlindungan ke Masjid Al-Haram.
Berputarlah sekitar Baitullah dengan sungguh-sungguh mengagungkan Pemiliknya dan menyadari kebesaran dan kekuasaan-Nya.
Beristi’lamlah kepada Hajar Aswad dengan penuh keridhaan atas ketentuan Allah swt dan merendahkan diri di hadapan kebesaran-Nya.
Tinggalkan apa saja selain Allah swt ketika engkau tawaf perpisahan.
Sucikan ruh dan batinmu untuk menemui Dia pada hari pertemuan dengan-Nya, ketika kamu berdiri di Shafa.
Tempatkan dirimu pada pengawasan Allah swt dengan membersihkan perilakumu di Marwah."


( Jalaluddin Rakhmat, 242-243 )

No comments:

Post a Comment