Saturday, January 31, 2015

Menyelak Diari

 
Di sebuah pentas utama
dia membaca puisinya
senyum bangga

Puisi yang dibacanya
mengupas alam remajanya
yang berjelaga
dia membaca puisinya
seperti membaca luka-lukanya
yang pedih dan perih

Sebuah puisi
yang digarapnya
menyelak selembar demi selembar
diari hidupnya
yang karat dan sompek.
dia membaca puisinya
penuh bergaya
dalam senyum bangga.

Razali Mohd Yusoff
Rumah PENA
BH, 25 Jan 2015

No comments:

Post a Comment