Dua paruh keimanan
Kesabaran adalah saudara terdekat manusia yang berkeliling lalu kembali
kepadanya, ia juga menjadi salah satu dari lengan keimanannya yang menjadi
penyanggah, maka tidak ada keimanan tanpa kesabaran. Kalaupun ada maka tak
lebih dari sebuah iman yang sedikit dan lemah, pemilik iman ini adalah orang
yang menyembah Allah hanya dalam masa tertentu saja. Jika ia mendapat kebaikan
ia akan merasa tenteram, sementara jika ditimpa musibah ia berbalik, merugi
dunia akhirat, tidak mendapatkan keduanya kecuali melalui transaksi yang
merugi.
Maka sebaik-baik kehidupan adalah yang didapati oleh orang-orang bahagia
kerana kesabaran mereka, lalu ia terus melejit menuju darjat yang tinggi kerana
kesyukuran mereka. Mereka berjalan di antara dua sayap; kesabaran dan kesyukuran
menuju syurga yang bertabur kenikmatan, semua itu merupakan kurnia Allah yang
diberikan kepada siapa pun yang dikehendaki kerana Allah memiliki kurnia yang
cukup besar.
Kerana iman memiliki dua paruh, paruh pertama kesabaran dan paruh kedua kesyukuran
maka selayaknya bagi mereka yang ingin selalu menasihati dirinya, mencintai
keselamatan dirinya, dan mendahulukan kehidupannya, untuk tidak meremehkan atau
mengecilkan dua pokok besar ini, tidak melencong dari dua jalan ini, agar Allah
menempatkannya bersama kekasih-kekasih terbaikNya.
Allah Maha
Pengampun dan Bersyukur
Barangsiapa mengetahui
bahawa Allah selalu bersyukur dengan membalas budi baik, maka ia akan
mempergauli dengan cara yang berbagai
dan barangsiapa mengetahui bahawa Allah sangat luas pengampunanNya maka ia akan
selalu bergantung kepada pengampunanNya dan barangsiapa yang mengetahui bahawa
rahmat (belas kasihNya) lebih cepat dari amarahNya, maka ia tidak akan berputus
asa dari rahmatNya.
Sesungguhnya Allah sangat pengampun dan pembalas budi. Barang siapa
bergantung kepada salah satu dari sifat-sifatNya maka Ia akan membimbingnya. Barangsiapa
berjalan menuju Allah dengan Asma al-HusnaNya maka ia akan sampai kepadaNya. Barangsiapa
mencintaiNya maka ia akan mencintai nama dan sifatNya kerana kecintaan itu akan
memiliki pengaruh terhadap kehidupan hati dalam makrifat dan kecintaan,
kesempurnaan fizik terdapat dalam taqarrub kepadaNya dengan ketaatan dan
pengabdian, lisan yang sibuk dengan zikir.
Maka orang-orang bersyukur adalah layak mendapatkan tambahan yang selalu
disebut menjadi orang yang layak untuk ditemani, orang-orang yang taat
merupakan orang-orang yang layak mendapat karamah. Sementara ahli maksiat akan terputus dari
rahmatNya, jika mereka bertaubat maka ia menjadi kekasih mereka. Jika belum
mahu bertaubat ia akan menjadi doktor mereka, menguji mereka dengan berbagai
kesengsaraan dan musibah untuk menghapuskan kesalahan serta membersihkan dari
aib-aib. Sesungguhnya Ia Maha Pengampun dan Pembalas budi.
Wallaahu a’lam.
(Mendekati peribadi imam-imam pewaris para nabi, Muhammad Aizat Farhan)
jazakallah...thanks for sharing :)
ReplyDelete