Ketika usia Ibnu Hazm sudah tua dan ajalnya sudah medekat, dia mengatakan
dan mengecam dirinya sendiri :
Seakan kamu dengan para
pengunjungku telah saling bernazar. Dikatakan kepada mereka, Ali bin Ahmad
telah binasa.
Wahai Pemilik hati yang bersedih,
yang sedang tertawa, berapa banyak air mataku yang berjatuhan dan pipi yang
membekas.
Semoga Allah memaafkanku
pada hari di mana aku pergi dengan meninggalkan keluarga, pergi ke dalam perut
liang lahat.
Aku meninggalkan kebahagiaan
yang sudah kurasakan. Aku akan bertemu dengan Yang selalu memikatku di
sepanjang hidupku.
Itulah tempat istirehatku
jika bekalku diterima. Alangkah letih dan lelahnya aku, jika aku tidak memiliki
bekal.
Amir Ulama Andalusia Radihiyallahu Anhu
ini telah meninggal dunia pada 28hb Syaaban 456H, dengan meninggalkan
warisan ilmu yang banyak. Tidaklah aneh jika seorang Raja Andalusia ketika
melewati kuburannya dan berdiri di hadapannya setelah seratus tahun wafatnya ia
mengatakan : Semua ulama memiliki hutang
budi dan mempunyai hubungan dengan Ibnu Hazm.
Wallaahu a’lam.
(Mendekati peribadi imam-imam pewaris para
nabi, Muhammad Aizat Farhan)
No comments:
Post a Comment