Pelajaran
64
Bercerita Abu Hafash Umar b Hasan : Setelah
mengalami kegagalan demi kegagalan dalam usaha menghentikan dakwah rasulullah saw
dan membendung pengaruhnya di kalangan penduduk Kota Mekah dan sekitarnya, yang
makin hari makin meluas dan makin hari makin bertambah pengikutnya, Abu Jahal
yang kehilangan akal, mengatur suatu perangkap untuk membunuh rasulullah saw dengan
jalan menggali suatu lobang besar di tempat yang biasa dilalui oleh rasulullah saw. Lobang yang mana
mulutnya ditutup dengan rumput dan daun-daun, dengan harapan bahwa rasulullah
saw bila melalui jalan itu akan terjatuh masuk ke dalam lobang dan segera akan
dikubur hidup-hidup oleh orang-orang yang sengaja ditempatkan di sekitar lobang
itu oleh Abu Jahal.
Akan tetapi perangkap yang dimaksudkan untuk
membinasakan nabi Muhammad saw telah berbalik membinasakan dirinya sendiri
sebagai senjata makan tuan. Iaitu tetkala ia lari-lari dari rumahnya hendak
mengejar nabi Muhammad saw sedang melalui jalan itu, ia terlupa akan lobang
yang ia gali dan terjerumuslah masuk dalam perangkapnya sendiri.
Berdatanganlah orang-orang hendak menolong
mengangkat Abu Jahal dari dasar lubang itu, akan tetapi sia-sia belaka usaha
pertolongan itu, kerana makin bergerak Abu Jahal hendak meraih tali yang
diulurkan kepadanya makin longsorlah tanah di bawah kakinya sehingga ia
terpaksa berseru agar didatangkan nabi Muhammad yang menurut anggapannya hanya
beliaulah dengan mukjizatnya dapat menyelamatkannya dari kematian terkubur
hidup dalam lubang itu.
Terkala nabi Muhammad berdiri di tepi mulut lobang
bertanyalah nabi Muhammad kepada Abu Jahal: Akan
berimankah engkau kepada Allah dan rasulNya bila aku mengeluarkan engkau dari sumur
ini? Ya, jawab Abu Jahal. Lalu nabi Muhammad mengulurkan tanganya dan
dikeluarkanlah Abu Jahal dari sumur maut itu. Segera setelah ia berada di tepi
mulut sumur, berkatalah ia kepada nabi Muhammad: Alangkah mahirnya engkau memainkan sihirmu.
Demikianlah maka kejadian ini membenar hadis
rasulullah saw yang berbunyi: Barangsiapa
menggali lobang sumur untuk sesama saudara muslimnya, ia akan terjerumus
sendiri ke dalamnya.
(Mau’idhah)
Wallahu ’alam
H.Salim
Bahreisy
Bekal Juru
Da’wah Jilid 2
Surabaya,
1977
No comments:
Post a Comment