Pelajaran
ke-37
Nabi Idris as dirindukan oleh malakul-maut, kerana
kagum akan amalnya yang tiap malam dinaikkan kelangit sebanyak amal penduduk
bumi. Si malaikat mohon izin dari Allah untuk mengunjunginya dalam bentuk
manusia. Nabi Idris yang berpuasa sepanjang masa, bila tiba saat berbuka,
datanglah seorang malaikat membawakan makanan syurga. Diundangnya si tamu untuk
makan bersama-sama tetapi ditolak, kemudian ditinggalkanlah ia sendiri
sementara nabi Idris melakukan ibadahnya hingga waktu fajar dan terbitnya
matahari.
Tatkala nabi Idris hendak keluar,diajaknya si tamu
itu pergi bersama melihat-lihat kota dan tibalah mereka di suatu ladang. Di
ladang itu si tamu minta izin dari nabi untuk memetik suatu buah guna dimakan
bersama. Oleh nabi Idris ditolak permintaannya seraya berkata: Subhanallah!
Engkau menolak makanan halal yang ku tawarkan padamu kemarin dan sekarang ingin
makan makanan haram.
Demikianlah keadaan berjalan sampai empat hari, di
mana nabi Idris memperhatikan dan melihat hal-hal yang berlainan dan
bertentangan dengan kelakuan manusia pada diri tamunya itu. Maka bertanyalah
beliau: Siapakah sebetulnya engkau ini? Aku adalah malakul-maut, jawab si tamu.
Engkaukan yang mengambil roh-roh? Tanya nabi Idris. Ya jawab si tamu. Sepanjang
empat hari engkau di sini sudahkah engkau mengambil roh seorang tanya nabi
Idris. Dijawab oleh malaikat: Sudah banyak roh yang ku ambil. Roh-roh makhluk
dalam pandanganku sama dengan hidangan makanan yang aku ambilnya seperti emgkau
ambil sesuap makanan.
Jika demikian, tanya nabi Idris datangmu ini untuk
sembang atau mengambil roh. Aku datang sembang seizin Allah, jawab si malaikat.
Aku ada satu permintaan dari padamu, hai malakul-maut iaitu ambillah rohku
kemudian Allah menghidupkan aku kembali agar menyembahNya setelah aku merasakan
pedih dan kesengsaraan maut. Aku tidak mengambil roh seseorang kecuali dengan
izin dan perintah Allah, jawab si malaikat. Seketika itu juga tibalah wahyu
Allah kepada malaikat untuk mengambil roh nabi Idris. Dilakukanlah perintah itu
oleh si malakul-maut dan matilah nabi Idris pada saatnya.
Sesuai dengan pemintaan nabi Idris, maka bermohon
malakul-maut itu kepada Allah sambil menangis agar nabi Idris dihidupkan
kembali. Allah mengkabulkannya. Bagaimana engkau merasakan pedihnya maut.
Dijawab nabi Idris, seribu kali lebih pedih
daripada sekiranya binatang dikupas kulitnya selagi hidup. Pada hal cara
yang aku gunakan dalam pengambilan rohmu tidak pernah aku lakukan pada makhluk
lain, halus, perlahan-lahan dan hati-hati.
Wallahu ’alam.
H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 2
Surabaya, 1977
No comments:
Post a Comment