Agar Hidup, Allah yang Ngurus
Pada hakikatnya, segala keperluan
manusia itu diurus Allah SWT. Hanya saja manusia sering mengambil pilihan
keliru yang menyebabkan dirinya sendiri menjauh dari pemeliharaan Allah SWt.
Apabila hidup kita diurus Allah SWT, maka semua permasalahan kita akan mendapatkan
jalan keluar.
Ada 5 rumus yang membuat segala
kebutuhan dan permasalahan hidup kita diurus oleh Allah SWT:
1. Hati Harus Tulus
Jadikanlah hati kita senantiasa
tulus dalam setiap amal perbuatan yang kita lakukan dan hanya bertujuan
mendapat perhatian dan ridho Allah SWT, karena jika tidak, maka rusaklah nilai
atau kualitas dari amal yang kita lakukan serta menjadi sia-sia meskipun apa
yang dilakukan itu adalah kebaikan.
Demikian juga dalam menjemput
rejeki. Jagalah hati agar senantiasa tulus dalam menjemputnya. Niatkan bekerja
sebagai ibadah kepada Allah SWT. Jangan risaukan rezeki karena hal itu sudah
diatur oleh Allah. jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak
punya sabar ketika rezeki kita ditunda. Jangan pula takut tidak memperoleh
rezeki, tapi takutlah tidak punya ridho ketika Allah SWT mengambilnya kembali.
Jika kita sudah yakin bahwa Allah
SWT yang menjamin rezeki kita, maka kita tidak akan pernah ketergantungan
kepada makhluknya. Kita juga tidak akan bekerja dengan mencari pujian,
sanjungan dan penghargaan dari sesama manusia. Manusia hanya perantara atas
rezeki yang datang dari kasih sayang Allah SWT kepada kita.
Jika kita ingin rezeki kita
diurus Allah, lepaskanlah hati kita dari unsur-unsur keinginan dipuji dan
disanjung oleh manusia. Tetapkanlah niat kita dalam mencari rezeki itu hanya
karena Allah SWT semata. Allah SWT berfirman, “Jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS
10: 107)
2. Ibadah Harus Bagus
Setiap kita mengalami suatu
permasalahan yang berat, periksalah ke dalam diri kita sendiri, apakah ibadah
kita sudah bagus atau belum. Misalnya dalam shalat, seringkali kita
melakukannya secara tergesa-gesa karena pekerjaan atau hal lain yang menurut
kita penting. Jadi jangankan untuk memaknai setiap bacaan shalat, apa yang di
dalam benak kita sejak takbiratul ikhram hingga salam adalah urusan duniawi
kita. Padahal shalat adalah komunikasi langsung kita denganNya. Tidak heran
kalau kita sering lupa rakaat, lupa tahiyyat awal, tertukar bacaan.
Datangnya pemberian Allah SWT
kepada kita tidak harus sama persis dengan keinginan atau permintaan kita yang
lebih sering dilatarbelakangi hawa nafsu. Tidak penting keinginan atau
permintaan kita terpenuhi. Hal yang terpenting adalah apa yang terjadi itu
merupakan yang terbaik menurut Allah.
Maka dari itu baguskanlah ibadah
kita supaya Allah SWT mengurus dan memudahkan hidup kita. Apalagi ibadah yang
berkenaan dengan panggilan Allah SWT terhadap hamba-hambaNya seperti panggilan
adzan untuk segera shalat. Tidak semata-mata Dia memanggil hamba-hambaNya
kecuali untuk kebaikan mereka sendiri.
Baguskanlah dzikir kita, shalat kita, munajat
kita, amal-amal kita. Sesungguhnya semua itu disaksikan oleh Allah SWT, dan Dia
Maha Baik, Maha Pemberi. Dia memberi kepada kita lebih dari apa yang kita duga
dan dari jalan yang tidak disangka-sangka.
3. Hidup Harus Lurus
Apa yang disukai Allah kita
lakukan dan yang tidak disukai Allah kita tinggalkan. Misalnya tentang
kejujuran. Bila kita jujur, mungkin ada yang tidak suka dengan kita. Tapi
karena Allah suka, maka ditanamkanlah olehNya rasa tenang, aman, kekuatan dan
keteguhan di dalam hati hati. Tapi ketika kita tidak jujur, mungkin manusia
akan menyukai kita. Namun karena Allah tidak ridha, maka ditanamkanlah olehNya
rasa cemas, was-was, resah dan gelisah di dalam hati kita. Jika sudah seperti
ini, maka segala materiil yang kita peroleh dari ketidakjujuran, tidak akan
berarti apa-apa bila ada gelisah di dalam diri kita.
Contoh lainnya adalah
membicarakan keburukan orang lain dan merokok. Berbeda dengan madu yang
manfaatnya tercantum dalam Al Quran Surat An Nahl (16): 69, rokok itu dalam kemasannya
saja sudah ada terdapat tulisan bahwa rokok menyebabkan kanker, serangan
jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Bahkan pada beberapa kemasan
rokok disebutkan bahwa rokok menyebabkan kematian.
Tidak pernah ada kata terlambat
selama nyawa masih dikandung badan. Segera jauhi berbagai hal yang mengundang
ketidaksukaan dari Allah SWT. Waktu yang kita miliki tidak banyak, sangat
sayang jika harus sia-sia karena perbuatan-perbuatan yang tidak manfaat dan
tidak disukai olehNya. Padatkan aktivitas harian kita dengan kebaikan dan
perbuatan yang disukaiNya dan teladani perilaku Nabi Muhammad SAW, niscaya
Allah SWT akan mengurus dan memudahkan rezeki kita dan dia akan mempercepat
jalan keluar atas segala problematika hidup kita. Insya Allah!
4. Ikhtiar Harus Serius
Banyak sekali urusan di dunia ini
yang seolah nampak berat untuk dilakukan sehingga manusia tidak menyanggupinya.
Padahal yang sebelumnya hadir adalah hanya masalah mau bersungguh-sungguh atau
tidak. Karena ternyata banyak sekali hal yang seolah nampak mustahil terjadi,
bisa terjadi karena kesungguhan. Misalnya sholat Tahajjud atau shaum
Senin-Kamis
Jika kita punya niat yang
sungguh-sungguh, maka Allah SWT akan memudahkan supaya niatnya itu terwujudkan.
Sebesar dan sebanyak apapun dosa yang telah dilakukan, jika mau bertaubat
dengan taubat yang sungguh-sungguh, maka Allah SWT akan memberikan jalan untuk
bertaubat. Dan Allah pun akan menerima taubatnya sehingga diampunilah segala
dosa-dosanya.
Cara Allah Membimbing kita pun bermacam-macam.
Ada yang tiba-tiba mendapat selebaran yang isinya nasehat kebaikan, atau
tiba-tiba melihat sebuah buku milik temannya lalu ia membacanya dan mendapat
ilmu darinya. Seolah-olah itu semua kebetulan, padahal tidak demikian. Allah
SWT akan memberikan jalan dan bimbingan kepada orang-orang yang
sungguh-sungguh.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ibn Majah, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT
berfirman, ‘Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya
ketika dia mengingati-Ku. Apabila dia mengingati-Ku dalam dirinya, niscaya Aku
juga akan mengingati-Nya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingati-Ku di majilis,
niscaya Aku juga akan mengingatinya di dalam suatu majilis yang lebih baik
daripada mereka. Apabila doa mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku akan
mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia mendekati-Ku sedepa, niscaya Aku
akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia datang kepada-Ku dalam
keadaan berjalan seperti biasa, niscaya Aku akan datang kepadanya seperti
berlari-lari kecil.”
5. Tobat Terus Menerus
Dalam salah satu haditsnya,
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, niscaya
Allah akan menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar, dan untuk setiap
kesempitannya kelapangan, dan Allah mengarunianya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya.” (HR Ahmad).
Ketika kita merasa bahwa rezeki kita susah,
maka yang harus segera kita lakukan adalah memeriksa ke dalam diri kita karena
sesungguhnya yang menjadi penghalang bertemunya kita dengan dengan rezeki
adalah adanya suatu penghalang bernama dosa-dosa. Dan sebenarnya jalan keluar
bagi masalah-masalah kita itu sudah ada. Namun kita akan sulit menemukannya
karena suatu penghalang yang bernama dosa.
Ada beberapa syarat yang harus kita lakukan
jika ingin sungguh-sungguh bertaubat.
a.Penyesalan. Semakin besar rasa
penyesalan seorang pelaku dosa, bagaikan sedang diperas segala kotoran-kotoran
dosa dari dirinya hingga benar-benar habis dan kering.
b.Memohon ampunan atas kesalahan
dan dosa yang telah dilakukan. Seperti Nabi Adam AS dan Yunus AS, yang tidak
menyalahkan iblis karena menipunya atau menyalahkan ikan paus yang telah
menelannya melainkan fokus kepada dirinya sendiri yang telah keliru melakukan
kesalahan.
c.Tekad untuk tidak mengulangi
perbuatan dosanya.
d.Hijrah, yaitu berpindah dari
perbuatan salahnya kepada kebenaran. Misalnya terbiasa membicarakan keburukan
atau mengina orang, segera berhenti dan membiasakan diri hanya mengucapkan
hal-hal kebaikan.
Wallahu alam.
Aa Gym, Jakarta
No comments:
Post a Comment