Diceritakan oleh Gys bin Hazim, bahwa tetkala
khalifah Umar Ibnu Khattab ra mengadakan perjalanan inspeksi ke Syam, ia
mengadakan peraturan perjalanan dengan pembantunya. Jika ia menunggang unta,
pembantunya berjalan kaki disebelahnya, memegang tali kekang dan setelah
melalui satu farsakh (kira-kira 8 km) perjalanan turunlah ia menggantikan
pembantunya yang mendapat giliran menunggang unta. Demikianlah pada tiap-tiap
satu farsakh bergantilah giliran naik unta dan berjalan kaki.
Sewaktu perjalanan telah mendekati Syam, tibalah
giliran si pembantu menunggang dan Umar berjalan dan berkebetulan sekali mereka
harus melalui suatu tempat yang tergenang air. Terpaksalah Umar menghempit
sandalnya di bawah ketiaknya sambil berjalan memegang tali kekang, sedang si
pembantu berada di atas unta. Setibanya di pintu kota ia dijemput oleh Abu
Ubaidah Ibnul Jarrah – salah seorang dari sepuluh sahabat yang telah dijamin
syurganya – yang pada waktu itu ia menjawat Gubernur.
Melihat keadaan khalifah Umar sedemikian rupa,
berkatalah Abu Ubaidah kepadanya: Hai
Amirul Mukminin! Pembesar-pembesar dan kepala-kepala suku di Syam akan keluar
menjemput Amirul Mukminin. Kiranya tidak layaklah mereka melihatmu dalam keadaan
ini. Berkata Umar menjawab: Sesungguhnya kita
telah dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka aku tidak akan memperhatikan dan
mementingkan kata-kata orang.
Wallahu ’alam
H.Salim Bahreisy
Bekal Juru Da’wah Jilid 2
Surabaya, 1977
No comments:
Post a Comment