Batu Pahat, Johor Malaysia
Semua
diterimanya, tanpa peduli rupa apalagi harta. Ruang tamunya tidak pernah kosong
dari ratusan botol air mineral para tetamu yang berharapkan keberkatan dari
doa-doa yang dilafazkan. Meskipun amat banyak untuk ukuran seseorang yang
seuzur beliau mendoakan satu per satu air itu penuh kekhhusukan. Dia
benar-benar teramat santun kepada tetamunya.
Meskipun hidup penuh kesederhanaan, selalu
diberinya wang pada para tetamu, bahkan jumlahnya terkadang tidak kecil. Jika
berkunjung pada waktu makan, tetamu diizinkan pulang setelah menikmati
bersamanya. Sebelum sang tetamu pulang, orang semulia dirinya ini justeru
selalu meminta doa dari mereka
Antara petua yang selalu beliau sampaikan : Allah SWT adalah Sang
Khaliq. Manusia hanyalah makhluk, maka dari itu manusia perlu mematuhi apa pun
perintah Sang Maha Pencipta. Bukanlah Sang Maha Pencipta yang mematuhi perintah
manusia.
Perihal kesederhana beliau terlihat tatkala
menerusi jendela rumah sederhana itu, sang cucu memandangi buah kelapa yang
tergantung di pohon kelapa di sisi rumahnya. Memperhatikan hal itu, al-Habib
Ali mendekati dan mengatakan kepadanya: Apakah engkau menginginkan buah kelapa itu?
Tunggulah sebentar, aku akan memintakan izin kepada sang pemilik tanah. Sebab
aku hanya menyewa rumahnya, tanahnya tidak ikut aku sewa. Subhanallah....Rumah
sederhana yang dia diami itu pun ternyata rumah sewa, bukan rumah miliknya!
Wallahu a’lam.
Mutiara
Habaib Nusantara
Abdul Qadir
Umar Mauladdawilah
No comments:
Post a Comment