Barangkali
mereka bukan manusia
hingga
dijatuhkan hokum
sedemikan
rupa
tapak
kaki telanjang dan berkudis mereka
tak
lagi diizinkan memijak bumi
yang
dipinjam daripada Tuhan
Jasad
tanpa zat mereka
diapungkan
oleh dunia
diserahkan
takdir mendung
untuk
dilambung badai
meski
tak berjanji apa-apa
untuk
sekadar memberi
walaupun
sedikit
hatta
sehiris ikan mentah
atau
setitis air hujan.
Mereka
warga tanpa tanah
meski
mereka punya
darah
dan sejarah
juga
pernah punya
tanah
dan maruah
dan
mati nanti juga
mereka
tak pasti
bumi
mana yang sudi
menerima
janazah mereka
atau
hanya menunggu
saat
dikoyak jerung.
Apakah
riwayat Bidong terlalu luka
untuk
ditulis kembali
dengan
pena atau tinta baharu?
Sahrunizam
Abdul Talib
Bera,
Pahang
BH,
31 Mei 2015
No comments:
Post a Comment