Salam sejahtera dariku kepadamu Ya Rasulullah dan dari puterimu yang kini turun disampingmu, yang begitu cepat menemuimu. Kesabaranku yang ku peroleh darimu ya Rasulullah sudah semakin berkurang dan kekuatanku untuk menanggung penderitaan ini sudah semakin menipis.
Namun betapa pun juga dalam kehebatan duka berpisah denganmu dan dalam menghadapi musibah kerana kepergianmu ya Rasulullah, ku temukan dermaga untuk bersabar. Aku telah baringkan engkau di tempat persemayamanmu dan jiwamu menelusup ke dalam tenggorokan dan dadaku. Kita berasal dari Allah dan kembali pula kepadaNya.
Sekarang aku serahkan kembali titipamu kepadaku. Dukaku ya Rasulullah telah membeku dan malam-malamkukan penuh dengan kesunyian sampai tiba saatnya Allah memilihkan untukku kampong halaman yang kini engkau tinggal di sana .
Puterimu ini akan menyampaikan berita kepadamu tentang semakin banyaknya umatmu yang berlaku zalim kepadanya dan merampas hak-haknya. Kerana itu, mudahkan pertanyaanmu kepadanya dan jangan engkau persulit. Sampaikan kepadanya segala persoalannya.
Inilah ya Rasulullah. Waktu (pertemuan kita) tidak akan lama lagi, dan ingatan kepadamu tak pernah henti.
Salam sejahtera kepadamu dari orang yang masih tertinggal tanpa kebencian, tanpa berat hati. Kalau pun aku akan meninggalkan dunia ini maka kuterima hal itu tanpa bimbang-ragu dan bila seandainya aku masih harus menetap di dalamnya maka semuanya itu aku terima tanpa buruk sangka terhadap apa yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang sabar.
Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment