Sebelas ayat – turun di Mekah
Dengan nama Allah, Pemurah, Penyayang
Keterangannya telah terdahulu di surah Al Fatihah
1. Demi yang berlari termengah-mengah,
2. Yang lantas memercikkan api,
3. Yang lantas menyerang di waktu subuh,
4. Yang lantas membangkitkan debu (di waktu) itu,
5. Yang lantas menyerbu (di waktu) itu di tengah-tengah kumpulan (musuh),
6. Sesungguhnya manusia itu tak suka berterima kasih kepada Tuhannya.
Keterangan :
Maksudnya, demi kuda-kuda yang berlari keras dengan termengah-mengah, yang hingga memercikkan api dengan sebab derasnya dan kerasnya pada memindahkan tapaknya di atas batu, yang menyerang musuh di waktu pagi-pagi, yang membangkitkan debu di waktu pagi lantaran keras lariny, yang lalu masuk menyerbu di tengah-tengah musu – demi kuda-kuda yang bersifat begitu, bahawa sesungguhnya manusia itu makhluk yang tak suka berterima kasih kepada Tuhannya.
Tuhan bersumpah dengan kuda-kuda, sedang kuda-kuda itu makhlukNya, maksudnya tidak lain supaya manusia menaroh perhatian atas kepentingan binatang yang amat berguna bagi manusia untuk menahan musuhnya, untuk melawan musuhnya, untuk menyerang musuhnya.
Sungguhpun selalu merasakan nikmat pemberian Tuhan itu dan juga dapat kemenangan tetapi manusia tidak berterima kasih kepada Allah dan melupakan budiNya.
Pelajaran yang kita dapat dari ayat ini :
Wajib kita bersedia kuda-kuda peperangan dan sebagainya dan lain-lain perabot (perkakas) yang perlu untuk melawan musuh kita, menurut keadaan masa dan tempat dan jangan sekali-kali kita lupa berterima kasih kepada Allah atas pertolongan dan pemberianNya yang tidak putus-putus kepada kita, yang satu daripadanya ialah Ia sediakan untuk kita kuda-kuda dan lain-lain kekuatan bagi menolak dan melawan musuh kita.
7. Dan sesungguhnya (manusia) itu penyaksi atas yang demikian ;
8. Dan sesungguhnya manusia itu jadi bakhil lantaran sayang kepada harta.
Keterangan :
Maksudnya bahawa sesungguhnya manusia itu perangainya dan kelakuannya menunjukkan dan menyaksikan yang ia satu makhluk yang tidak berterima kasih kepada Allah dan tidak mengenang budi Tuhan atasnya kerana tidak ia kasih kepada Allah dengan mendermakan sebahagian daripada kekayaannya di jalan Allah tetapi ia kasih kepada hartanya dengan sunguh-sungguh hingga ia jadi bakhil.
Pelajaran yang kita dapat dari ayat ini :
Janganlah kita jadu bakhil dan janganlah kita sayang membelanjakan harta di jalan Allah pada menolak dan menjauhi musuh-musuh supaya kita tidak menjadi saksi atas diri sendiri yang kita ini makhluk yang tidak mengenang budi dan pemberian Allah.
9. Tidakkah (mahu) ia mengetahui (keadaan) apabila dibangkitkan apa yang
dikubur- kubur?
10. Dan dinampakkan apa yang di dalam dada-dada?
Keterangan :
Manusia yang bakhil, nanusia yang sayang kepada hartanya, manusia yang tidak mahu membelanjakan kemampuannya di jalan Allah, dengan beberapa uzur dan alasan yang dibikin-bikinnya- tidakkah mahu berfikir bagaimana nanti bahaya yang ia akan terima di hari Allah akan bongkar dan bangkitkan sekalian manusia dari kubur masing-masing dan dizahirkan isi dada tiap-tiap bakhil yang ada-adakan uzur dan alasan kepada manusia supaya ia terlepas daripada membelanjakan nikmat yang Allah serahkan kepadanya?
Pelajaran yang kita dapat dari ayat ini :
Oleh sebab kita sekalian akan dibangkitkan oleh Allah dari kubur untuk diperiksa amal masing-masing di hari kiamat dan akan diterangkan sekalian isi dada kita yang sebenarnya, janganlah kita bersifat bakhil. Janganlah kita mundur dari membelanjakan kemampuan kita di jalan Allah dengan perkataan-perkataan, alasan-alasan, uzur-uzur yang kita bikin-bikin sendiri supaya terlepas dari celaan manusia di dunia.
11. Sesungguhnya Tuhan mereka, amat mengetahui (hal-hal) mereka di hari itu.
Keterangan :
Tuhan telah mengetahui hal-hal mereka di hari itu sebagaimana Ia mengetahui hal-hal mereka sekarang dan dahulu tetapi maksud ayat ini bahawa di hari itu manusia tidak dibiarkan menutup halnya sebagaimana telah dibiarkan mereka menutup di dunia ini. Di hari itu sekalian rahsia akan terbuka.
Di atas dunia, Allah biarkan mereka tutup rahsia mereka lantaran bukan hari pembalasan. Jadi kelihatan seolah-olah Tuhan tidak mengetahui hal-hal mereka.
Pelajaran yang kita dapat dari ayat ini :
Hendaklah kita kita fikirkan dan ingat bagaimana besar siksa dan malu kita di hari yang sekalian kebenaran akan terbentang walauoun sedikit.
( A. Hassan ; Al-Hidayah, Pustaka Aman Press 1975 )
No comments:
Post a Comment