Betapa aku melihat cinta dunia telah banyak mengelabui kebanyakkan manusia, sampai seakan-akan :
# mati hanya ditetapkan bagi orang-orang selain mereka.
# kebenaran di dunia ini menjadi kewajiban orang lain.
# berita kematian yang mereka dengar mengenai orang-orang sebelum mereka seperti
berita perginya seorang musafir yang akan kembali lagi.
Mereka makan harta warisan mereka sekan-akan mereka hidup kekal.
Mereka telah lupa terhadap nasihat yang ada dalam Kitab Allah.
Mempercayai kejahatan yang merupakan akibat daripada kebobrokannya.
Tidak takut pada turunnya malaetaka.
Tidak gentar pada setiap tragedi.
Kerana itu, gembiralah orang yang menyibukkan diri dengan rasa lebih takut kepada Allah daripada kepada manusia.
Berbahagialah orang yang :
# baik pencariannya, baik rahasia maupun penampilannya serta konsisten budi
pekertinya.
# mengeluarkan kelebihan dari hartanya
# menahan kelebihan pembicaraannya
# tunduk kepada Allah dengan selalu menyebutNya
# zuhud terhadap apa yang dihalalkan baginya tanpa membenci sunnahku
# mengikuti berita-berita (hadis-hadis ) dari keluargaku
Setelahku :
# bergaul dengan para ahli fiqih, ahli hikmah serta menyayangi orang-orang miskin.
Berbahagialah orang Mukmin yang :
# mencari harta bukan dengan jalan yang dimurkai
# belajar ilmu bukan untuk kepentingan maksiat
# bergaul dengan orang-orang miskin
# menjauhi hal-hal yang membawa kesombongan dan kepayahan serta cinta dunia
# menjauhi orang-orang yang mengada-adakan bid’ah dengan menyalahi sunnahku dan
mengamalkan ilmunya tanpa mengikuti sunnahku.
Berbahagialah orang-orang yang berlaku baik kepada manusia dalam budi pekertinya, menganggap kecil pertolongannya kepada mereka dan tidak pernah jahat kepada mereka.
( Tokoh-tokoh Terkemuka Ahlul Bait Nabi, 1999 )
No comments:
Post a Comment