Di
sebuah pentas utama
dia
membaca puisinya
senyum
bangga
Puisi
yang dibacanya
mengupas
alam remajanya
yang
berjelaga
dia
membaca puisinya
seperti
membaca luka-lukanya
yang
pedih dan perih
Sebuah
puisi
yang
digarapnya
menyelak
selembar demi selembar
diari
hidupnya
yang
karat dan sompek.
dia
membaca puisinya
penuh
bergaya
dalam
senyum bangga.
Razali Mohd Yusoff
Rumah PENA
BH, 25 Jan 2015
No comments:
Post a Comment