Tertanya pada diri
berbaloikah aku merungut benci
pabila bahasaku digaul semahu hati
konon atas nama modernisasi.
nasib bahasaku semakin parah
direncah sesedap rasa
konon demi menyatu warga
berdekah sinis sipenjual rojak.
Sang pencinta
melepas batuk di pentas debat
sang pejuang terluka
pekik sayupnya tak didengar
sang pujangga
urusan perut tak pernah selesai.
Salah siapa
bahasaku kini kehilangan peribadi
merempat di bumi sendiri
siapakah ambil peduli.
Bahasaku
menyusur hilang dalam terang
apakah dapat ditawar lagi.
Mohd Salleh Osman
Putrajaya
Mingguan Malaysia
31 Dis 2017
No comments:
Post a Comment