Kenapa marahkan api
kerana dia bernyala di dalam nafsu
yang membakar peribadi kendiri
yang panasnya bukan mereka
si pembakar yang menyalakannya
dan menjadi pembakaran yang tidak direstui
marahnya segala warga alam!
Mengapa marahkan asap
yang berhimpun dalam ruang taulan
sedangkan asap itu milik mereka
yang meniupnya dengan hati yang terpadam
dengan fikir yang tenggelam
rentung dan menakutkan
Jangan marahkan angin
bertiupnya membawa pedih yang lelah
datangnya menakutkan segala perjalanan
kami terpaksa diam dan menutup pandangan
anak-anak terpaksa bermain
di dalam gerhana yang rindu
tersangkut di dahan waktu.
lama tak bertandang
takut dengan dosa yang membakar ruang
ikut rasa ikut hati ikut nafsu
dan mentari pun semakin mudah dipandang
tanpa awan hanya putih yang kejang
karya para hati yang terpejam.
Marahkan kepada tangan
yang telah disembunyikan
yang telah dihanyutkan
menghasilkan berjuta pertanyaan
angkara ini siapa pula
yang empunya gerangan.
Solihin Osman
Bandar Puncak Alam, Selangor
Mingguan Malaysia
30 Jun 2013
No comments:
Post a Comment